HeadlinePeristiwa

Gubernur Ridwan Kamil Ingin Ada Kesamaan Penanganan Covid-19 di Bodebek

39
×

Gubernur Ridwan Kamil Ingin Ada Kesamaan Penanganan Covid-19 di Bodebek

Sebarkan artikel ini

WartaDepok.comGubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ingin agar ada kesamaan langkah dalam mengatasi penyebaran virus Covid19 di kawasan Bogor, Depok dan Bekasi (Bodebek).

Dengan demikian, penyebarannya dapat dikendalikan. Diketahui bahwa untuk kawasan Bodebek saat ini penyebaran dari klaster keluarga sedang tinggi-tingginya.

“Klaster kluarga ini datang dari klaster kantor. Karena mayoritas kerja di Jakarta. Ini sedang kita teliti, klaster kantornya Jakarta atau klaster kantornya sendiri. Apakah karena kantor yang di Bogor atau KTP Bogor yang klaster kantornya di Jakarta. Nanti kita akan teliti,” kata Ridwan Kamil di Depok, Selasa (6/10/2020).

Kesamaan gerak yang dimaksud salah satunya soal sinkronisasi kebijakan pembatasan kegiatan. Diketahui bahwa untuk saat ini Depok memberlakukan jam pembatasan aktivitas usaha (PAU) untuk dine in hanya sampai pukul 18.00 WIB.

Namun sayangnya, untuk beberapa wilayah perbatasan belum sama.

“Misalnya perbatasan Depok dengan Kabupaten Bogor ternyata yang kanan tutup, kirinya masih buka. Itu sedang kita samakan,” ucapnya.

Emil mengingatkan ada tiga dinamika yang diwaspadai di Depok. Yaitu Covi19, musim hujan banjir dan Pilkada.

“Saya dengar sudah ada di beberapa tempat (banjir). Jangan sampai tiga hal ini mengganggu resources kita,” tegasnya.

Dia pun meminta semua warga untuk patuh dan disiplin. Karena saat ini disiplin menjadi kunci utama pencegahan dan penyebaran.

“Kuncinya satu, disiplin saja sambil nunggu vaksin karena tidak ada lagi perlawanan orang-orang sehat dalam mengatasi Covid-19 kecuali disiplin. Kuatkan ibadah sebagai makhluk beragama karena kunci semangat adalah spiritualitas,” ujarnya.

Emil menyebutkan, untuk Bodebek saat ini rata-rata sudah melewati batas WHO untuk ruang isolasi. Dia pun menginstruksikan rumah sakit di Bodebek agar menyumbang untuk perawatannya.

“Yang tadinya total 1.000 kan ternyata sudah terpakai misalkan 70% nah 1000 tempat tidur itu tolong ditambahi rumah rumah sakit masing-masing nyumbang berapa sehingga selalu dibawah 60%. Itu strategi kita untuk menjaga ketersediaan ruang isolasi jangan sampai melewati 60%. Sekarang rata-rata di 70%,” pungkasnya.

BACA JUGA:  Camat Limo: Waspadai Musim Penghujan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *