HeadlineHumaniora

Antisipasi Penyakit Pasca Banjir di Tengah Pandemi COVID-19

142
×

Antisipasi Penyakit Pasca Banjir di Tengah Pandemi COVID-19

Sebarkan artikel ini
Kendaraan melintas di Jalan Pramuka, Kelurahan Mampang, Pancoran Mas yang terendam banjir (Rubiakto/WartaDepok.com)

WartaDepok.com – Ditengah bencana Pandemi yang masih terus meningkat ekskalasi kasusnya di Indonesia, kita mendengar bencana banjir bandang di Kalimantan Selatan yang hampir mengenai 10 kabupaten/kota.

Banjir ini merupakan banjir terburuk dalam 50 tahun terakhir. Bencana banjir Kalimantan Selatan menyisakan pengungsian ribuan orang.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) Ari Fahrial Syam mengatakan ada beberapa hal yang harus diperhatikan setelah bencana banjir ini adalah berbagai penyakit pasca banjir. Penyakit pasca banjir adalah berbagai penyakit yang jumlah kasusnya akan meningkat setelah banjir.

“Secara umum peningkatan kasus penyakit ini didasarkan pada penyebaran 3 kelompok panyakit tersebut yaitu penyebaran melalui makanan dan minuman, penyebaran melalui nyamuk dan penyebaran melalui tikus. Anak-anak merupakan kelompok rentan yang mudah terkena penyakit pasca banjir,” katanya, Rabu (20/1/2021).

Selain penyakit pasca banjir, kondisi lingkungan begitu pula kondisi daya tahan tubuh juga berpengaruh. Terganggunya kesehatan akibat banjir terjadi karena adanya gangguan pada 3 faktor penting penyakit, yaitu faktor host, lingkungan, dan agen.

Ketika terjadi pengungsian akibat banjir, kondisi kebersihan lingkungan, makanan dan minuman yang dikonsumsi pengungsi sangat tidak memadai sehingga akan berpengaruh pada daya tahan tubuh para pengungsi.

Selain itu, para pengungsi tidur dengan alas yang tidak memadai. Kondisi ini meningkatkan kerentanan para pengungsi terhadap penyakit-penyakit pascabanjir.

“Cuaca yang tidak mendukung saat ini juga dapat menurunkan daya tahan tubuh seseorang walaupun tidak terkena langsung dampak banjir.

Belum lagi kita musti perhatikan bahwa sangat sulit dalam kondisi seperti ini protocol Kesehatan tidak bisa dilakukan secara optimal sehingga berpotensi untuk meningkatkan kasus Covid-19 diantara para pengungsi,” tukasnya.

Kemudian faktor lingkungan yang dapat memperburuk kondisi masyarakat adalah faktor cuaca, di mana hujan dan angin kencang kadang masih timbul di daerah bencana. Dampak buruk ini terutama dialami oleh bayi, anak-anak, dan orang tua.

Belum lagi lingkungan sekitar banjir yang kotor dengan sampah bertebaran di mana-mana. Genangan air akan mengundang lalat dan kecoa dan hal ini berpotensi mencemari makanan dan minuman kita.

Ketiga faktor bakteri atau agen pembawa penyakit yang banyak dijumpai akibat bencana banjir adalah lalat, tikus, bakteri dan kotoran yang menyebabkan tercemarnya air bersih.

“Tikus merupakan agen pembawa penyakit leptospirosisyang ditularkan melalui kotoran dan kencing tikus yang bercampur dengan genangan banjir,” paparnya.

Untuk itu ada beberapa hal yang harus diantisipasi sebagai antisipasi penyakit pasca banjir.

Misalnya memperhatikan asupan konsumsi makanan dan minuman yang higienis. Perhatikan kadaluarsa dari makanan yang dikonsumsi baik makanan jadi maupun makanan yang dibuat sendiri.

“Diusahakan makanan yang dikonsumsi dalam keadaan fresh. Cuci tangan pakai sabun atau hand antiseptic, untuk menghindari infeksi usus.

Anak-anak harus diajari untuk selalu cuci tangan pakai sabun, tentu orang dewasa harus memberi contoh kapan dan bagaimana mencuci tangan dengan baik,” tambahnya.

Kemudian, kebersihan lingkungan harus selalu terjaga dan segera bersihkan lokasi pasca banjir dengan menggunakan antiseptik dan tetap memperhatikan pelindung diri bagi orang yang bertugas membersihkan kotoran khususnya lumpur pasca banjir tersebut.

Pelindung diri meliputi masker, sarung tangan dan memakai sepatu boot. Hindari luka yang dapat berpotensi masuknya kuman.

Untuk anak-anak dan orang tua diberikan suplemen yang berisi multivitamin dan mineral apabila terjadi keterbatasan makanan dan minuman dengan zat gizi yang lengkap yang bisa dikonsumsi sehari-hari akibat rumah dan lingkungan terkena banjir.

BACA JUGA:  Jum'at Berkah, BRI KC Pasar Minggu Berbagi Kepada Sesama

“Perlu stok obat-obat sederhana, obat penurun panas, obat anti diare, obat sakit kepala dan oralit. Anak-anak harus dicegah untuk tidak bermain-main di air banjir baik karena potensi gangguan kesehatan maupun risiko terbawa arus atau tenggelam pada air banjir,” katanya.

Pandemi covid-19 masih berlangsung masyarakat berdampak bencana tetap diingatkan untuk memakai masker, selalu mencuci tangan/hand sanitizer dan menjaga jarak dan menghindari kerumunan. Untuk pengungsi yang sakit dan dicurigai karena Covid-19 harus segera di isolasi.

“Tujuan dari tindakan ini semua tentunya untuk mencegah agar kita semua terhindar dari penyakit pasca banjir yang sewaktu-waktu bisa mengenai siapa saja terutama anak-anak kita.

Dan diusahakan hal ini juga bisa mencegah agar peningkatan kasus Covid-19 dapat terkendali,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *