WartaDepok.com – Meninggalnya pemuda 18 tahun bernama Rendy Arga Yudha karena dipatuk ular jenis King Kobra membuat keluarganya merasa kehilangan sosok almarhum.
Pihak keluarga pun tidak menyangka pemuda 18 tahun itu meninggal dunia karena racun King Kobra peliharaan milik Rendy.
“Gak nyangka tahu- tahu (Rendy) dipatuk ular Kobra. Selama ini dirawat dan dikasih makan dan minum sama keponakan saya, ” kata Tuti Purwanti (40) budenya Rendy ketika ditemui di kediamanya Jalan Bungur, RT 01/04, Kelurahan Harjamukti, Kota Depok, Jawa Barat, Senin (11/11/2019).
Tuti mengatakan, keponakannya memelihara King Kobra sudah sebulan dan dirinya pun tidak mengetahui ular tersebut didapat dari mana.
Bahkan dirinya sempat melarang almarhum memelihara hewan melata tersebut, karena beracun.
“Dia (Rendy ) bawa aja ular itu ke warung es kelapa tempat saya, memang almarhum jaga warung es kelapa, padahal sudah saya larang, jangan pelihara ular itu karena beracun,” jelas Tuti.
Lebih lanjut Tuti menceritakan setelah Rendy dipatuk King Kobra. Almarhum dirawat di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) karena racun ular itu sudah menyebar ke tubuh Rendy.
Namun setelah dirawat, sambung dia, komunitas pencinta binatang datang ke rumah dan mengamankan ular tersebut.
“Saya enggak tahu dibawa kemana, mereka datang itu Kamis (7/11/2019) pagi setelah tahu kejadian itu (Rendy dipatuk ular) ,” tutur Tuti.
“Jenazahnya dibawa ke kampung wilayah Wonosobo, pagi jam 10 hari Minggu (10/11/219) pakai mobil ambulance, ” tuturnya.
Ia menambahkan almarhum Rendy merupakan anak yatim piatu yang telah ditinggal ibu dan bapaknya.
Ditinggal ibunya sejak Rendy masih bayi. Lalu Rendy memutuskan untuk mengikuti budenya yang tinggal di Depok.
Awalnya kata dia, Rendy diasuh oleh sang nenek di kampung halamannya, Wonosobo,lantaran ayahnya bekerja di Papua.
“Setelah ibunya meninggal, dia dirawat neneknya karena kan ayahnya memang kerja di Papua, jarang pulang juga,” ujar Tuti.
Namun setelah ayahnya meninggal tiga tahun lalu, Rendy pindah ke Depok.
“Karena di kampung kan neneknya sudah sepuh, dan dia lebih nyaman kalau tinggal sama budenya yang di sini,” kata Tuti.
Rendy kata Tuti, sosok anak yang tak banyak bicara dan mau membantu.
Semenjak tinggal di Depok, Rendy membantu dirinya berjualan di sebuah warung es kelapa.
“Anaknya rajin, baik, enggak neko-neko (macam-macam) lah pokoknya,” pungkasnya. (Wan/WD)