WaraDepok.com – Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, menegaskan untuk mewujudkan konsep ekonomi biru dengan memanfaatkan potensi sumber daya laut.
Program ini dianggap sebagai kunci untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional, mengingat Indonesia memiliki potensi sumber daya laut yang sangat besar.
Chico Hakim, Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, menjelaskan bahwa pilihan fokus pada ekonomi biru didasarkan pada kenyataan bahwa 77% wilayah Indonesia adalah lautan.
Namun, Chico Hakim menyampaikan keprihatinan bahwa pemerintah belum berhasil mengoptimalkan potensi tersebut sebagai motor penggerak Produk Domestik Bruto (PDB).
Menurutnya, angka 7,6% PDB dari sektor maritim dianggap sangat kecil dibandingkan dengan potensi yang sebenarnya.
“Andil sektor maritim sebesar 7,6% dari PDB terlalu kecil dibandingkan potensi yang ada,” ujar Chico Hakim, dikutip Selasa (21/11/2023)
Chico Hakim menilai hal ini sebagai ironi, terutama setelah keingnan pemerintah saat ini untuk mencanangkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Chico Hakim menyoroti bahwa perjalanan menuju Indonesia sebagai poros maritim dunia belum menunjukkan kemajuan yang signifikan dari tahun ke tahun.
Ia menilai permasalahan bukan hanya pada cita-cita, melainkan pada keseriusan dalam upaya mewujudkannya.
Chico Hakim menandaskan bahwa ketidakadanya penekanan terhadap ketahanan laut Indonesia dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) setiap tahunnya mencerminkan kurangnya keseriusan.
Ganjar-Mahfud berencana memulai realisasi ekonomi biru dengan menggali potensi-potensi yang mudah dijangkau dan dapat dikapitalisasi. Salah satunya adalah dengan menggenjot budidaya rumput laut di berbagai daerah.
Chico Hakim menjelaskan bahwa rumput laut memerlukan jarak puluhan meter dari pantai untuk dibudidayakan. Hal ini berarti investasi yang diperlukan tidak terlalu besar dan dapat direalisasikan dengan cepat dan serentak di banyak wilayah.
Dalam dokumen visi-misi, Ganjar-Mahfud memaparkan delapan program unggulan yang disiapkan untuk mewujudkan ekonomi biru.
Program-program tersebut melibatkan akselerasi potensi maritim, penangkapan ikan terukur berbasis kuota dan zonasi, tata kelola laut yang inklusif dan berkelanjutan, program maritim unggul untuk meningkatkan konektivitas maritim, pembangunan industri galangan kapal, dukungan untuk industri perikanan dan hasil laut, penanggulangan pencemaran laut, dan peningkatan potensi wisata maritim.
Menggali 5 Potensi Sumber Daya Laut Indonesia Menurut Konsep Ekonomi Biru
Konsep Ekonomi Biru yang diperjuangkan oleh Ganjar-Mahfud menitikberatkan pada pemanfaatan sumber daya laut dan pantai dengan pendekatan bijaksana, berkelanjutan, dan bertanggung jawab. Berikut adalah lima potensi sumber daya laut Indonesia menurut konsep tersebut:
1. Perikanan Tangkap dan Perikanan Budi Daya: Potensi sumber daya perikanan laut Indonesia sangat besar, mencakup ikan tangkap dan budidaya. Laut Indonesia memiliki angka potensi lestari yang tinggi, memungkinkan regenerasi ikan sehingga populasi tetap terjaga. Selain ikan laut, banyak penduduk juga melakukan budidaya ikan di daerah pesisir.
2. Hutan Mangrove (Hutan Bakau): Potensi sumber daya laut nyatanya bukan hanya di dalamnya tetapi juga pesisir. Hutan mangrove di Indonesia mencapai 3.617.000 hektar, memiliki fungsi ekologis dan ekonomis.
Fungsi ekologisnya termasuk sebagai habitat binatang laut, melindungi pantai dari abrasi air laut, sementara fungsi ekonomisnya melibatkan pemanfaatan kayu bakau untuk berbagai keperluan.
3. Terumbu Karang: Indonesia memiliki terumbu karang terluas di dunia, mencapai 284,3 ribu km2 atau setara dengan 18% dari total terumbu karang global.
Terumbu karang memberikan manfaat ekonomi, ekologis, dan sosial ekonomi, seperti sebagai sumber makanan, obat-obatan, objek wisata, serta melibatkan peran penting dalam melindungi pantai dari hempasan gelombang.
4. Pertambangan dan Energi: Potensi sumber daya mineral kelautan Indonesia melibatkan minyak dan gas bumi, timah, emas dan perak, pasir kuarsa, monasit, zirkon, pasir besi, agregat bahan konstruksi, posforit, kromit, dan lainnya.
5. Padang Lamun: Lamun, atau seagrass, adalah tumbuhan berbunga yang hidup di bawah permukaan air. Padang lamun memiliki peran penting dalam menstabilkan dasar laut, menjadi tempat penggembalaan dan asuhan bagi hewan laut, serta melibatkan fungsi ekologis sebagai perangkap sedimen.
Ragam potensi sumber daya laut menjadi bagian integral dari upaya Ganjar-Mahfud dalam mewujudkan visi ekonomi biru Indonesia yang berkelanjutan.(*)