WartaDepok.com – Komitmen koalisi besar yang dilakukan oleh Partai Gerindra dan PDI Perjuangan di Kota Depok, dipercaya akan berdampak positif. Terutama dalam menghadapi momentum Pilkada pada 23 September 2020 mendatang.
Sekertaris DPC Partai Gerindra Kota Depok Hamzah menegaskan, keyakinan mendulang suara terbanyak dipastikan terjadi terlebih apabila berkaca pada Pemilu tahun 2009 lalu.
“Bukan kami terlalu yakin, tapi dengan koalisi ini ada feeling kuat. Seperti Pemilu tahun 2009 lalu apabila digabung untuk penghitungan suara di seluruh Kecamatan (Depok), PDI Perjuangan dan Gerindra menang. Oleh sebab itu kita harus menjaga dan bekerja sampai ke bawah,” Ucap Hamzah Minggu 26 Januari 2020.
Kesepakatan koalisi yang dilakukan kedua partai tersebut intinya adalah akan membangun komunikasi dengan partai lain untuk bergabung, kemudian membuat MOU bersama untuk Pilkada mendatang untuk mencalonkan Wali Kota yang ditempati oleh calon dari Partai Gerindra, sedangkan Wakil Wali Kota dihuni calon dari PDI Perjuangan.
Hingga kini untuk nama kader internal yang dimajukan oleh Partai berlambang kepala burung Garuda tersebut, hanya satu nama yaitu Pradi Supriatna.
“Kalau eksternal sudah ada nama namun ini masih dalam proses, sedangkan dari internal hanya satu kader saja yang diajukan,” bebernya.
Namun Hamzah menegaskan, keberhasilan merangkul partai berlambang banteng bermoncong putih tersebut tidak membuat pihaknya kepedean. Kerja keras masih harus dilakukan, terutama membangun komunikasi bersama dengan partai – partai lain yang siap mendukung perubahan.
“Koordinasi tentunya tidak sampai disini, gerbong besarnya memang bersama PDI Perjuangan, sedangkan partai – partai yang sudah dilakukan komunikasi sebelumnya seperti Golkar, PKB, PAN, PSI terjalin,” tegasnya.
Sementara itu, diketahui hingga kini Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah mengusung tiga nama calon dari internalnya. Diketahui, nama petahana atau Mohammad Idris yang kini masih menjabat sebagai Wali Kota Depok tidak termasuk dalam nama yang diajukan.
Menanggapi hal tersebut, Hamzah mengatakan apabila petahana tidak ada yang mengusung berarti dia adalah satu – satunya Kepala Daerah yang tidak diusung kembali oleh partai – partai terdahulu. Secara tidak langsung, tidak ada komunikasi yang baik antara petahana dengan partai pengusungnya.
“Kalau memang, beliau menjalin komunikasi dengan baik dengan partai tentu partai pengusung, akan berbondong – bondong mengajukan namanya kembali,” pungkasnya.
“Tetapi, Gerindra tahu 2015 lalu mengusung pak Idris dan pradi yang saya rasain Tidak enak kalau mereka mau rasain hal yang sama, ya silahkan,” Kelakarnya. (Wan/WD)