WartaDepok.com – Presenter dan komedian Wendi Cagur dan sejumlah rekannya didatangi Tim Jaguar Polres Kota Depok. Kedatangan polisi tersebut setelah menerima keluhan warga yang melaporkan aksi coret-coret yang dilakukan personil grup lawak Cagur itu.
Kedatangan polisi sempat membuat pria bernama asli Wendi Armoko dan teman-temannya terkejut. Namun Tim Jaguar tak menggelandang Wendi ke Polres karena aksinya tersebut.
Menurut Wendi, dia bersama sejumlah temannya awalnya tengah asyik membuat mural di salah satu tembok pertokoan di kasawan Margonda Depok, pada pertengahan Januari 2020 lalu.
Saat tengah asyik membuat lukisan di tembok, mendadak datang sejumlah polisi berseragam lengkap.
“Tiba-tiba salah satu kru dari FakeInkShit mengabarkan bahwa ada beberapa orang menggunakan seragam menghampiri kami, mereka menggunakan sepeda motor. Ternyata yang menghampiri kami adalah tim Jaguar, Polresta Depok,” kata Wendi Cagur dikutip Dream dari Youtube FAKEINKSHIT, Selasa 11 Februari 2020.
Kepada polisi, Wendi menjelaskan aksi mereka sudah mendapat izin dari si pemilik toko. Berbekal izin tersebut, Wendi dan rekan-rekannya memutuskan untuk tetap berada di lokasi dan memberi penjelasan kepada Tim Jaguar.
“Kami yakin yang kami lakukan bukanlah sebuah tindak kriminal, karena kami telah mendapatkan izin dari pemilik toko tersebut,” ujar Wendi.
Diakui Wendi, lukisan yang mereka buat memang berlokasi di ruang publik. Namun tembok yang digunakan sebagai kanvas adalah milik perorangan, bukan fasilitas umum.
Mendengar penjelasan tersebut, Tim Jaguar tak lantas percaya. Mereka menghubungi pemilik toko dan mengkonfimasi pernyataan Wendi.
Sayangkan Warga Salah Pahami Mural
Setelah mendapat penjelasan dari polisi, Wendi baru mengetahui jika kedatangan mereka atas laporan seorang oknum yang tak diketahui identitasnya. Wendi tidak mengetahui motif dari oknum itu melaporkan kegiatannya membuat mural.
” Kami tidak menyalahkan laporan tersebut dan kami juga tidak menyalahkan tim jaguar karena mereka hanya menjalankan tuga mereka. Memberikan keamanan dan ketertiban bagi daerah yang mereka awasi,” ucapnya.
Dari pengalaman tersebut, Wendi menyadari jika masih ada masyarakat yang tak memahami aktivitas mural sebagai sebauh karya seni. Dia juga memastikan mural yang dibuat selalu meminta izin dari pemilik bangunan terlebih dahulu.
” Satu hal yang pasti saat kami meminta izin kepada pemilik toko. Kami hanya pelaku seni kami tidak melakukan tindak korupsi jadi kami harap yang kami lakukan bisa dilihat sebagai hal positif bukan hal merusak atau pun tindakan yang memberikan ketidaknyaman kepada masyarakat,” tuturnya.
Setelah memberikan penjelasan, polisi kemudian melanjutkan tugasnya berpatroli di seluuh kawasan Depok. Sedangkan pria berusia 40 tahun ini melanjutkan aksi mural bersama teman-temannya.
” Kalau sudah izin tidak masalah. Kalau menurut saya ini, kalau yang ngeliat JIN bagus ini. Oke silahkan dilanjut kalau itu baik.” kata petugas tertawa. (dream)