Opini

Membudayakan Bersepeda

190
×

Membudayakan Bersepeda

Sebarkan artikel ini

Oleh: Djoko Setijowarno

WartaDepok.com – Trend masyarakat bersepeda meningkat. Bersepeda dianggap lebih aman, meningkatkan imun terhadap tubuh di masa pandemi.

Namun baru sebatas bersepeda untuk berolah raga. Belum membudaya bersepeda untuk aktivtas keseharian.

Tren bersepeda tengah naik daun di masa pandemi ini. Minat bersepeda meningkat, terutama di kota-kota besar saat penetapan Pembatasan Sosial Berskala Besar PSBB).

Tren bersepeda menjadi budaya baru masyarakat perkotaan di Indonesia. Di Jakarta meningkat hingga 10 kali lipat. Survey oleh ITDP, meningkat 1000 persen saat PSBB di Jakarta dibanding bulan Oktober 2019.

Hal serupa juga terjadi di sejumlah kota lainnya, seperti Yogyakarta, Semarang, Surakarta, Bandung, Surabaya.

Trend penjualan sepeda juga turut meningkat dan pembeli harus antri untuk mendapatkannya. Industri sepeda turut menggeliat, urung melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Mengapa sepeda menjamur sekarang? Sepeda adalah entitas unik yang memiliki identitas. Sepeda adalah lambang kebebasan, karena rentang pelayanan pergerakannya.

Sepeda (relatif) tidak menuntut financial power yang besar. Sepeda kental berdimensi (aspek) kesehatan (Harmein Rachman, Juni 2020).

Jenis jalur sepeda
Pertama, jalur sepeda (bike path). Jalur Sepeda tidak berbagi ruas wilayah dengan pergerakan kendaraan lain, dapat bersama/terpisah dengan pejalan kaki. Jalur diperkeras (disemen, paving) lebar 1,5 meter.

Lokasi dapat dibangun sepanjang tepi jalan raya (jika lebar jalan memungkinkan), sempadan sungai (jalur inspeksi), jalur hijau rel kereta api (urban park connector).

Kedua, lajur sepeda (bike lane). Lajur Sepeda berbagi ruas wilayah dengan pergerakan kendaraan lain dan pergerakan manusia, bertumpangan dengan ruas jalan atau pedestrian.

Jika lebar lebih dari 6 meter, rapi, pedestrian dapat digunakan untuk pejalan kaki dan sepeda.

Jika tidak, Lajur sepeda di tepi kiri jalan, dicat selebar 1,5 meter, warna tegas (rekomendasi dengan warna hijau).

Ketiga, rute sepeda (bike route). Jalur Sepeda yang dikembangkan di kawasan perumahan, perkantoran, terpadu (super blok).

Jalur sepeda cukup dipasang rambu dan marka sepeda untuk petunjuk pesepeda di titik-titik strategis, seperti persimpangan jalan, bangunan yang menyediakan parkir sepeda.

Memperbanyak penyediaan parkir sepeda yang berkualitas. Penyediaan parkir sepeda, baik parkir sepeda gratis dan/atau sewa, seperti di sekolah, kampus, stasiun, pasar, pusat perbelanjaan, perkantoran, tempat ibadah dan tempat rekreasi.

Menyediakan informasi terkini tentang lokasi-lokasi parkir sepeda yang ada dan yang akan dibangun.

Evolusi bike sharing
Seiring dengan perkembangan penggunaan sepeda yang meningkat dan kemajuan teknologi informasi, pemanfaatan teknologi informasi sudah dapat dilakukan untuk bike sharing. Pada generasi pertama, masih manual, tanpa teknologi, lokasi bebas dan sepeda tidak tahan lama.

Bisa jadi juga ada kehilangan sepeda. Membutuhkan kejujuran bagi yang menyewa sepeda.

Generasi kedua, dengan sistem koin, sepeda disimpan di stasiun, spesifikasi sepeda unik dari sepeda umumnya. Jika kehilangan, sepeda mudah ditemukan, karena bentuknya beda dengan sepeda pada umumnya.

Generasi ketiga, sudah high-tech, menggunakan kartu cerdas (smart card) dengan RFID yang bisa menyimpan identitas pengguna.

Meminimalkan kehilangan sepeda, karena identitas sudah tersimpan. Struktur biaya yang mendorong perjalanan pendek.

Saat ini, di Beijing (Tiongkok) beroperasi 11 pelaku bisnis bike sharing.

Salah satu faktor yang mendorong berkembangnya jumlah pengguna sepeda di Beijing adalah terpenuhinya fasilitas yang diperlukan, yaitu jalanan di Kota Beijing terdapat trotoar yang cukup luas dan juga terdapat jalur khusus untuk pengguna sepeda baik itu sepeda konvensional, sepeda listrik dan juga motor listrik dan tidak terdapat pedagang kaki lima di sepanjang trotoar yang membuat jalanan di Kota Beijing terlihat rapi.

Dengan lebar jalur sekitar 2 meter, pengguna transportasi ramah lingkungan itu dapat tenang melintas.

Bahkan, di beberapa jalan di Kota Beijing, beberapa jalur sepeda diberi pembatas pagar besi.

Selama dua tahun terakhir, Pemerintah Kota Beijing serius mengembalikan kejayaan sepeda, sehingga banyak pengusaha startup seperti OFO dan Mobike yang memanfaatkan kesempatan untuk dapat menyediakan fasilitas persewaan sepeda menggunakan sistem bike sharing.

Bike sharing merupakan sistem persewaan sepeda menggunakan bantuan aplikasi scan barcode untuk dapat menggunakan sepeda. Terdapat beberapa stasiun pemberhentian sepeda dari berbagai penyedia jasa di berbagai sudut Kota Beijing.

Pembayaran sewa sepeda dapat dilakukan hanya dengan top up melalui aplikasi penyedia jasa biaya yang dikeluarkan 1 Yuan (Rp 2.000) per jam.

Jalur bike sharing di Kota Beijing terpisah-pisah sebanyak 11 penggalan ruas jalan dengan total sepanjang 53,5 km.

Ada jalur khusus untuk sepeda sepanjang 6,5 km. Jalur ini khusus untuk pesepeda konvensional, bahkan pengguna sepeda listrik dilarang memasuki jalur tersebut.

Hal ini dilakukan untuk memangkas waktu tempuh para pesepeda.

Menurut situs Pememerintah Kota Melbourne, hingga kini jaringan sepeda di kota ini mencapai 170 km.

Tahun 2014, panjang jalur sepeda mencapai 135 km dan bertambah 7 km setiap tahunnya. Hingga sekarang sudah mencapai 20% dari total pergerakan kendaraan dalam kota di pagi hari.

Setiap jalur sepeda yang dikembangkan melibatkan partisipasi aktif dari warga Melbourne.

Untuk menjaring aspirasi warga , Pemerintah Kota Melbourne menyebarkan brosur supaya warga bisa urun pendapat membangun kota sepeda yang disalurkan melalui situs Pemerintah Kota.

Hal yang sama sebenarnya sudah dimulai bisni sejenis di Jakarta, yakni yang diusahakan Grab dengan otoped listrik.

Jalur sepeda tidak harus untuk pesepeda, namun dapat digunakan sepeda listrik.

Menguji kepekaan pemimpin
Sejumlah negara di dunia mendorong warga untuk berjalan kaki dan bersepeda untuk perjalanan jarak pendek.

Jaringan khusus pejalan kaki dan pesepeda diperluas di banyak wilayah kota besar di dunia.

Pada 21 April lalu, seperti diberitakan di The Guardian, Wali Kota Milan, Italia Beppe Sala mengumumkan proyek ambisius menata jaringan angkutan massal di Milan.

Proyek mencakup mengurangi luas jalan kendaraan bermotor dan menambah luas trotoar bagi pejalan kaki.

Memperluas jaringan jalur sepeda dan tentunya menambah fasilitas transportasi umum, seperti bus kota dan kereta komuter.

Agar tidak berjubel di bus dan kereta demi menghindari episentrum baru Covid-19, kereta komuter di Milan akan mengakomodasi penumpang harian maksimum 400.000 orang dari sebelumnya 1,4 juta orang.

Kota Brussel (Belgia) menetapkan seluruh pusat kota diprioritaskan bagi pesepeda dan pejalan kaki.

Walikota London (Inggris) Sadiq Khan memperluas trotoar dan menambah jalur sepeda untuk mengantisapasi pembatasan jumlah penumpang bus (berkurang 15 persen) dan kereta (berkurang15 persen)

Walikota Bogota (Kolombia) Claudia Lopez, selama masa karantina menutup jalan sepanjang 117 km setiap hari agar pejalan kaki dan pesepeda dapat lebih leluasa bergerak.

Kemudian menambah jaringan jalur sepeda sepanjang 60 km.

Walikota Paris Anne Hidalgo menjanjikan pada 2024, semua jalan sudah ramah bersepeda, dengan memindahkan 72 persen wilayah parkir mobil di sisi jalan

Bersepeda sehat
Kesehatan dan kebugaran (Better Healt, 2020), keuntungan dari sisi kesehatan pada pesepeda regular adalah (1) meningkatkan kebugaran cardiovascular¸(3) meningkatkan kekuatan otot dan kelenturan, (3) memperbaiki mobilitas sendi, (4) menurunkan tingkat stress, (5) memperbaiki postur dan koordinasi, (6) memperkuat tulang, (7) menurunkan tingkat lemak badan (body fat levels), (8) mencegah atau memanage penyakit, dan (9) mengurangi depresi.

Sementara itu untuk bersepeda dan isu kesehatan adalah (1) obesitas dan kendali berat badan, (2) perbaikan kondisi cardiovascular, (3) memperlambat hingga menghentikan perkembangan kanker, (4) mempercepat penyembuhan (patah) tulang, dan (5) memperbaiki sakit kejiwaan

Mengaktifkan jalur sepeda di perkotaan akan mendukung Program Kota Sehat. Program kota sehat dengan nama Kabupaten Kota Sehat (KKS) sudah dimulai tahun 2005.

Ada tujuh tatanan kota sehat, yaitu Kawasan Permukiman, Sarana dan Prasarana Umum; Kawasan Sarana Lalu Lintas Tertib dan Pelayanan Transportasi; Kawasan Industri dan Perkantoran Sehat; Kawasan Pariwisata Sehat; Kawasan Pangan dan Gizi; Kehidupan Masyarakat Sehat yang Mandiri; dan Kehidupan Sosial yang Sehat.

Pemerintah melalui Kementerian PUPR telah menerbitkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/PRT/M/2014 tentang Pedoman Perencanaan, Penyediaan, dan Pemabnfaatan, Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan kaki di Kawasan Perkotaan. Sekarang menanti Peraturan Menteri Perhubungan tentang Pedoman Teknis Keselamatan Bersepeda di Jalan.

Pembangunan infrastruktur jalur sepeda akan banyak dilakukan oleh pemda.

Pasalnya, jalan dengan kewenangan pemda (kota/kabupaten/provinsi) lebih cocok untuk mewujudkan jalur sepeda berkeselamatan.

Selanjutnya menanti kepala daerah yang peduli untuk membangun infrastruktur sepeda di daerah, sehingga sepeda menjadi salah satu alat transportasi.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sudah memulai membangun jalur sepeda sepanjang 65 km di tahun 2019.

*Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *