WartaDepok.com – Kota Depok, Jawa Barat sempat ada kenaikan kasus positif Covid-19 dan statusnya zona merah.
Berdasarkan data Gugus Tugas Penanganan Covid19 Kota Depok penularan disebabkan import case.
“Dalam dua pekan belakangan disebabkan karena import case. Lebih banyak dari klaster perkantoran dan tempat kerja, ” kata Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid19 Kota Depok, Dadang Wihana di Balaikota Depok, Rabu (26/8).
Ia mengatakan, dalam dua pekan terakhir lebih banyak karyawan swasta yang terpapar Covid-19 sebanyak 65 orang.
Kalau dilihat dari klastering import dan lokal, lebih banyak klaster perkantoran dan tempat kerja.
“Yang kedua adalah klaster kontak erat,” kata Dadang.
Catatan pihaknya, periode 10-16 Agustus 2020 ada 70,65 persen import case penularan Covid19.
Sedangkan untuk transmisi lokal hanya 29,35 persen.
Periode 17-25 Agustus 2020 tercatat import case sebesar 67,65 persen dan transmisi lokal sebesar 32,35 persen.
“Artinya, selama dua pekan itu import case-nya tinggi,” ucapnya.
Tingginya import case ini terjadi dari luar Depok. Kondisi ini mempengaruhi jumlah penularan di Kota Depok.
”Artinya, penularan terjadi di luar Kota Depok yang berpengaruh terhadap penularan di dalam,” paparnya.
Oleh karena itu kata dia, yang digaungkan oleh Pemerintah Kota Depok adalah soal personal lockdown.
Serta gencarnya propaganda SE Walikota terkait protokol kesehatan pekerja.
“Kuncinya adalah personal lockdown dan juga sosialisasi propaganda SE Walikota terkait dengan protokol kesehatan kembali dari perkantoran,” katanya.
Selain adanya 65 pekerja yang terpapar, pihaknya juga mencatat ada 24 orang berstatus mahasiswa yang terpapar. Namun Dadang tidak dapat merinci dari kampus mana dan wilayah mereka tinggal.
“Jadi yang menjadi dasar ketika tracing adalah data KTP. Saat didata, status mereka adalah pelajar/mahasiswa, ” pungkasnya. (wan/WD)