WartaDepok.com – Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Depok, Jawa Barat Hardiono menjelaskan Kota Depok masuk bergabung dengan DKI Jakarta sebuah alternatif Ibu Kota diperluas sampai Kabupaten Bogor.
Ketimbang DKI Jakarta melakukan reklamasi dengan dalih kekurangan lahan.
“Jadi DKI Jakarta gak berdiri sendiri, ketimbang harus bangun reklamasi karena kekurangan lahan, lebih baik cari lahan baru yang memang betul- betul ada di darat,” kata Hardiono kepada WartaDepok.com, Sabtu (24/8).
Meski begitu jika ada keseriusan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merangkul Depok dan Bogor sebagai wilayanya, perlu kajian Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) komprehensif.
“Wacana Ibu Kota diusulkan pindah ke Kalimatan, justru saya cendrung Ibu Kota diperluas. Jadi tidak lagi membentuk wacana Provinsi Bogor Raya, tapi ikut masuk Ibu Kota,” jelas pria yang kerap disapa Bang Hardi ini.
Bang Hardi menambahkan, pemindahan ibu kota ke Kalimantan menelan anggaran yang cukup besar jika dibandingkan dengan memperluas dengan memasukan Depok dan Bogor masuk DKI Jakarta atau Ibu Kota.
“Saya pikir lebih tinggi kalau memindahkan Ibu Kota,” ucap Hardiono.
Lebih lanjut, kata dia, melihat cadangan devisa banyak atau tidak. Jika sedikit otomatis negara ini menghutang ke negara lain.
“Kalau ngutang siapa yang dibebanin. Jangan sampai beban ini ke anak cucu kita,” ulasnya.
Dalam kesempatan itu, Bang Hardi juga menyinggung ihwal wacana pembentukan provinsi Bogor Raya. Ketimbang hal itu, dia lebih memilih Kota Depok menjadi bagian dari Ibu Kota.
“Saya lebih Memilih Depok menjadi bagian dari Ibu Kota, tapi itu tadi memang perlu dikaji. Jadi bukan retorika, kalau memang serius dibuat kajiannya,” pungkasnya.(wan/WD)
