WartaDepok.com – Panitia seleksi jabatan direktur utama PDAM Tirta Asasta Kota Depok telah mengantongi 9 nama peserta yang lulus tahap seleksi administrasi, diantaranya: Ade Dikdik Isnandar, Aep Saepuloh, Asep Wardana Wahyu, Mochamad Hatta Sukarno, Mohamad Syaiful Bahri, Muhammad Olik Abdul Holik, Osman Ritanto, R Joko Sarjanoko, dan Sudirman
Ke 9 peserta seleksi calon Dirut PDAM ini akan menjabat untuk masa jabatan 2020-2025. Selanjutnya para peserta akan mengikuti tes UKK dan tes psikologi.
“Seleksi administrasi, tes UKK dan Psikologi domainnya panitia seleksi. Nanti Dewan Pengawas (Dewas) PDAM dan Wali Kota terlibat saat memasuki tes wawancara,” kata Dewas PDAM Tirta Asasta Kota Depok Banu Muhamad Haidlir saat wartawan, beberapa waktu lalu.
Seperti diketahui, masa jabatan direksi lama periode 2015-2020 telah berakhir per 20 Maret 2020. Dengan catatan buruk karena tidak mencapai target.
Sebagai informasi Pemerintah Kota Depok menggelontorkan dana penyertaan Modal kepada PDAM sebesar Rp499 miliar untuk mencapai target RPJMD yaitu sambungan langganan (SL) target 30 persen penduduk Depok yakni 100. 100 SL dan menanggulangi kehilangan air sebesar 25 persen.
Pada saat masa jabatan direksi yang lama dinyatakan berkahir target tersebut tidak tercapai.
SL hanya bertambah 15.000 atau hanya 17 persen dari target 100.100 SL dan target program kegiatan kehilangan air tercapai 29 persen dari target 25 persen.
Padahal dana penyertaan modal Pemkot Depok sudah dicairkan sebesar Rp420 miliar atau 75 persen dari total Rp499 miliar, selama kurun waktu 5 tahun terakhir.
“Dari total Rp499 miliar dana penyertaan modal dari Pemkot, tinggal Rp74 miliar yang belum dicairkan PDAM,” kata Kepala Badan Keuangan Daerah (BKD) Kota Depok Nina Suzana yang dilansir dari RRI.
Anehnya, meskipun mendapat predikat direksi gagal, mantan Dirut PDAM Muhammad Olik Abdul Holik, muncul menjadi salah satu dari sembilan peserta seleksi yang lulus seleksi administrasi lelang jabatan Dirut PDAM, oleh panitia seleksi.
Ketika Dewas PDAM dan juga selaku PJS Dirut PDAM Banu Muhamad Haidlir dikonfirmasi tentang hal ini. Dirinya mengaku tidak tahu menahu akan hal itu, karena dirinya bukan bagian dari tim pansel.
“Mungkin bisa ditanya ke Pansel, saya bahkan ngga tahu itu. Karena saya bukan bagian dari pansel,” ujarnya.
Sekda Depok Heran, Panitia Gak Jeli
Sekda Kota Depok Hardiono pun mengaku heran kenapa mantan Dirut PDAM bisa lolos seleksi administrasi. Dirinya prihatin melihat ketidakjelian Pansel dalam melihat track record masing-masing peserta.
“Itu dia, ko panitia ngga jeli ya,” tutur pria yang juga menjabat selaku Dewas PDAM Kota Depok itu.
“Udah saya tegur barusan pansel nya,” tambah Hardiono.
Terpisah, Ketua Pansel Lelang Jabatan Dirut PDAM, Wahid menyatakan dalam tahap seleksi administrasi, pansel hanya meneliti pemenuhan dokumen lamaran terhadap dokumen yang dipersyaratkan.
Penilaian kinerja akhir masa jabatan direksi telah dilakukan secara tertulis oleh dewan pengawas.
“Disamping itu setiap tahun juga ada penilaian kinerja oleh kementerian dalam negeri dan kementerian PUPR. Sejauh ini saya tidak menemukan dokumen resmi yang menyatakan Direksi PDAM periode sebelumnya tak mencapai target RPJMD,” ucap pria yang juga menjabat selaku Kabag Ekonomi pada Asisten Ekonomi Pembangunan (Ekbang) Sekda Depok ini.
Wali Kota Depok Ogah Komentar
Sementara itu, Wali Kota Depok Mohammad engga berkomentar ketika dikonfirmasi, mengenai capaian RPJMD Direksi PDAM periode sebelumnya tersebut diatas yang tidak sesuai target itu.
Seharusnya, selain capaian RPJMD, ada faktor lainnya yang patut dievaluasi oleh Dewas PDAM terhadap direksi sebelumnya untuk menjadi acuan pansel. Yaitu adanya praktik nopotisme dan lemahnya leadership Olik dikalangan internal PDAM, membuat iklim kerja di PDAM melemah.
Konon, Olik selama ini “one man one show” dalam setiap pengambilan kebijakan di PDAM. Khususnya kebijakan menyangkut kegiatan pengadaan, tanpa memperhitungkan masukan dari direksi lainnya. (Wan/RRI/WD)