Balaikota

Seperti Ini Program JoTRAM Urai Kemacetan Jalan Margonda

31
×

Seperti Ini Program JoTRAM Urai Kemacetan Jalan Margonda

Sebarkan artikel ini
Lampu merah Jl. Margonda (M. Irwan Supradi . WartaDepok.com)

WartaDepok.com – Pemkot Depok berfikir keras mengatasi kemacetan di jalur protokol. Terutama meningkatnya kemacetan di pusat kota Jalan Raya Margonda, Kota Depok.

Kemacetan di pusat Kota Depok tersebut dapat dipengaruhi beberapa faktor. Antara lain, meningkatnya jumlah kendaraan, meningkatnya ekonomi, terbatasnya sumberdaya pembanguan jalan, dan belum optimalnya pengeoperasian fasilitas lalu-lintas.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Depok Dadang Wihana mengatakan, melakukan pelebaran Jalan Raya Margonda untuk mengurangi kemacetan, nyaris impossible dilakukan.

“Jadi ebih baik kami melakukan sesuatu daripada tidak melakukan apa-apa,” ujar Dadang dikutip RRI, Senin (19/8/2019).

Pemerintah Kota Depok melalui Dinas Perhubungan Kota Depok mencoba menggagas
Joyful Traffic Mamagement (JoTRAM) dengan 2 rencana strategis yaitu melalui pendekatan dari sisi engineering dan kanalisasi.

Dari sisi enginering pihaknya akan membangun under-pass di perlintasan Kereta Api di Jalan Dewi Sartika. Kemudian membangun shelter ojek online di Jalan Raya Margonda dan membangun shelter musisi jalanan di Terminal Terpadu Depok, di Stasiun Pondok Cina.

Di managemen lalu-lintasnya, JoTRAM mencakup mulai dari Jalan Raya Margonda, Arif Rahman Hakim hingga Dewi Sertika (SSA). Yakni pertama dengan menerapkan kontra-flow di Arif Rahman Hakim untuk mengurangi penumpukan kendaraan di lampu merah Ramanda sekaligus menudukung SSA di Jalan Nusantara hingga Jalan Dewi Sartika.

Apalagi headway Kereta Api di Jalur Sistem Satu Arah (SSA) Jalan Dewi Sartika melintas setiap 2-3 menit ketika sore hari. Akibatnya, Jalan Dewi Sartika stuck di sore hari, alternatif pertama adalah dengan menerapkan kontra-flow di Jalan Arif Rahman Hakim.

“Dan solusi yang sedang dikerjakan sekarang adalah pembangunan under-pass hibah dari Pemprov Jabar,” ungkapnya.

Kedua, kanalisasi untuk motor di Jalan Raya Margonda melalui pembangunan separator, namun saat ini belum efektif. Malahan banyak pengguna jalan ingin agar separator itu dibongkar.

Dadang menyebutkan pembangunan separator di Jalan Raya Margonda sudah melalui sebuah kajian. Yakni untuk memisahkan area jalan yang macet (jalur lambat), sementara arena jalan yang lancar dapat jalan terus meskipun dalam kondisi padat (jalur cepat).

“Contoh tanpa separator terutama motor akan melaju zig-zag sehingga timbul tabrakan atau nambrak orang. Lalu yang kedua ketika dia dilokalisir dari awal contoh di sekitar Margonda City ada banyak toko-toko, banyak mobil mampir hingga timbul antrian dan seterusnya. Ketika dilokalisir dijalur lambat akan merasakan antrian tapi di jalur cepat tetap lancar, meskipun padat tapi mengalir, itu membantu mengurai kemacetan,” ungkapnya.

Ketiga, pihaknya akan melakukan pembenahan Jalan-Jalan pendamping seperti Akses UI, RTM. Intinya harus ada pengaturan maupun pembatasan kendaraan di Jalan Raya Margonda, misalnya dengan ganjil-genap atau Margonda Commuter tadi.

BACA JUGA:  Wali Kota Depok Ajak Generasi Muda Kembangkan Kreativitas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *