Oleh: Suryansyah*
WartaDepok.com – Perjuangan melelahkan itu segera berakhir. Berganti dengan kebahagiaan. Obat covid-19 telah ditemukan. Universitas Airlangga (Unair) Surabaya penemunya.
Tentu ini kabar gembira. Bagi seluruh rakyat Indonesia. Kabar ini diutarakan Ketua Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell UNAIR Dr. dr. Purwati, SPpd, K-PTI FINASIM di Kantor Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Matraman, Jakarta Timur, Jumat (12/6).
Disebutkan lima kombinasi obat didapatkan. Ilmuwan meneliti 14 regimen kombinasi obat. Hasil uji menunjukkan obat dapat menurunkan jumlah virus Corona. Ratusan ribu tidak terdeteksi dalam waktu 24 jam.
Kelima kombinasi obat itu;
1. Lopinavir-ritonavir-azitromisin
2. Lopinavir-ritonavir-doksisiklin
3. Lopinavir-ritonavir-klaritromisin
4. Hidroksiklorokuin-azitromisin
5. Hidroksiklorokuin-doksisiklin
Penelitian dilakukan pakar UNAIR dengan Badan Intelijen Negara (BIN). Formulasi kombinasi obat terbukti efektif menyembuhkan pasien COVID-19.
Tapi, obat ini belum bisa dijual bebas. Dibutuhkan dukungan dari BPOM dan Kemenkes untuk membuat panduan. Terkait terapi obat dan kombinasi obat untuk penanganan Covid-19.
Ini patut disyukuri. Paling tidak tim medis agak tenang. Selama ini mereka pertaruhkan nyawa. Dari pagi hingga malam. Ketemu pagi lagi. Hampir tiga bulan terjadi. Mereka garda terdepan dalam pertempuran.
Tapi, masa transisi ini menuju tatanan kehidupan normal baru, harus disadari bersama. Grafik belum melandai. Beberapa daerah masih ada penambahan kasus. Hingga kini total menembus di atas 36 ribu kasus.
Kita tidak tahu kapan wabah ini akan berakhir. Tergantung dari kita.
Mau menambah kasus atau memangkas. Jangan sampai seperti Korsel. PSBB dicabut, pasien covid-19 malah meroket.
Budaya jorok harus dibuang. Saatnya berubah. Termasuk segi sosial, budaya, dan perekonomian. Demi kesehatan dan keselamatan kita semua.
Kebiasaan hidup bersih dan sehat jadi pilihan. Protokol kesehatan harus konsisten dijalankan masyarakat.
Pakai masker jika keluar rumah. Rajin cuci tangan dengan sabun atau sanitizer. Jaga jarak saat berinteraksi.
Siapkah kita?
Jawabnya ada pada diri kita sendiri. Jika kita ingin menambah kasus mudah saja. Peraturan dibuat untuk dilanggar.
Kita harus siap mengubah tradisi. Kebiasaan berkumpul dan bersalaman sebaiknya dihindarkan. Tempat hiburan dibatasi jam operasionalnya.
Berdiam di rumah saat malam jauh lebih baik. Fokus pada keluarga.
Perubahan sosial memunculkan istilah “New Normal”. Kini jadi pembicaraan. Istilah tersebut menyiratkan bahwa sesuatu yang sebelumnya tidak normal akan menjadi biasa.
Padahal kebalikannya. New Normal adalah “hidup tidak normal’. Bukan berarti kembali hidup normal. Tanpa corona.
Virus tak bisa dilenyapkan dari bumi. Suka atau tidak kita akan hidup berdampingan dengan virus.
Seperti dikatakan Presiden Joko Widodo. Sayangnya Jokowi tidak menjelaskan panduannya.
Jokowi seperti kekeringan narasi. Pembantunya harus gencar mensosialisasikan. Hingga ke akar rumput.
Perubahan tatanan hidup baru, tetap harus mengikuti protokol kesehatan. Masyarakat tidak boleh easy going. Mentang-mentang obatnya diklaim UNAIR sudah ditemukan. Tidak juga terlalu cemas atau parno.
Perlu diadakan edukasi kepada masyarakat terus menerus. Hingga benar-benar menyerap.
Kalau perlu dibuatkan buku panduan. Agar masyarakat tidak kembali mengalami kebingungan dan ketakutan.
Semoga obat yang ditemukan benar-benar bermanfaat. Dapat menangkal virus corona yang berkeliaran.
*Sekjen SIWO PWI Pusat