WartaDepok.com – Hampir setahun Pandemi Covid-19 menghantam perekonomian masyarakat, namun hal tersebut berbanding terbalik bagi pedagang tanaman, khususnya tanaman hias. Seperti pedagang tanaman hias di Jalan Bungur Raya Kecamatan Beji.
Salah satu pedagang tanaman hias di Jalan Bungur Raya, Aad mengaku sejak pandemi omzetnya melonjak 40 persen dari normal. Kenaikan ini, menurut dia, dipengaruhi oleh gaya hidup masyarakat yang kini lebih sering berada di rumah. Khususnya untuk tanaman hias yang cocok untuk menghiasi ruangan (indoor).
Berbagai tanaman hias yang dulunya jarang dilirik pun kini naik daun. Menurut Aad tanaman yang sedang laku saat ini yaitu jenis tanaman bercorak unik (variegata) seperti janda bolong (Monstera adansonii variegated) dan jenis Monstera variegated (Monvar) lainnya.
Untuk tanaman jenis variegata, harga bisa dibanderol gila-gilaan. Bahkan, hingga puluhan juta rupiah per pot. Namun, untuk tanaman jenis ini, ia menuturkan tak dapat mematok harga pasti karena setiap tanaman memiliki keunikannya sendiri.
“Janda bolong variegata harganya bisa sampai puluhan juta per pot,” katanya.
Harga fantastis tersebut dikarenakan oleh tren sesaat, ‘booming’ tanaman hias kala pandemi. Ia memperkirakan, tanaman hias tak lagi dibanderol tinggi usai pandemi.
Selain itu, harga menjulang hanya berlaku untuk tanaman jenis variegata. Sedangkan, untuk jenis biasa, harga hanya berkisar sebesar puluhan ribu rupiah. Ia mencontohkan janda bolong jenis biasa yang hanya dihargai Rp25 ribu per pot, jauh dari harga jenis variegata.
“Tapi ini hanya saat Pandemi saja, kalau Pandemi Covid-19 sudah berakhir harganya bakal normal,” tukasnya.
Dia menjelaskan hal tersebut lantaran tanaman import belum membanjiri pasar Indonesia. “Thailand dan Jepang sudah memiliki stok untuk banjiri pasar Indonesia, tapi karena korona mereka ngga bisa kirim, kalau mereka masuk harganya pasti bersaing dengan tanaman Indonesia,” kata Aad.
Dia juga menyarankan bagi mereka yang hendak banting setir menjadi pedagang tanaman disarankan untuk banyak melakukan riset, jangan cepat tergiur dan mengira setiap tanaman hias berharga jutaan rupiah.
Namun, ia menyebut potensi cuan menjadi pedagang tanaman terbuka cukup luas. Secara pribadi, ia menyarankan mereka yang kehilangan pekerjaan untuk menjajal bisnis tanaman.
Bercermin dari omzetnya yang naik drastis, Teguh menyebut permintaan tengah menjamur. Apalagi, kalau penjualan didukung oleh pemasaran secara daring.
Selain itu, bisnis tak perlu modal yang besar, bisa dimulai dari memasok tanaman atau bibit murah. Ilmu budidaya tanaman pun bisa dipelajari secara mandiri, tak perlu sekolah formal.
“Bisa mulai dari nonton video online, enggak mesti sarjana pertanian. Saya saja awalnya belajar sendiri,” kata Aad.
Sementara itu, salah satu pengunjung kios tanaman hias di Jalan Bungur Raya, Dewi mengaku, saat ini sedang menggandrungi tanaman hias. Ia juga mengaku sedang menyusun taman dengan tanaman hias yang sering dibelinya.
“Kan saat ini PSBB, jadi cari kesibukan aja di rumah dengan bercocok tanam dengan tanaman hias, tapi belum ada rencana untuk menjual, tapi tertarik juga untuk belajar,” kata Dewi. (rub/WD)