WartaDepok.com – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto meninjau lokasi pengungsian warga di Stadion Manakarra, Mamuju, Sulawesi Barat, Kamis (9/6/2022).
Pada peninjauan tersebut, Suharyanto melakukan dialog singkat dengan warga yang mengungsi setelah terjadi gempa bumi M 5.8 di Mamuju pada Rabu (8/6).
Dalam dialog tersebut, Suharyanto mendapati kesaksian warga yang merasa masih trauma dengan gempa bumi M 6.2 Mamuju pada Januari 2021 lalu.
Kepala BNPB meminta agar masyarakat tidak panik dan kembali ke rumah masing-masing. BMKG telah mengeluarkan informasi bahwa gempa bumi M 5.8 kemarin tidak berpotensi tsunami dan minim sekali gempa susulan.
Sehingga masyarakat dipastikan aman apabila kembali ke rumah, dengan catatan tetap harus waspada karena Mamuju dan wilayah Sulawesi Barat merupakan daerah rawan gempabumi sedang hingga tinggi.
Pada kesempatan itu Suharyanto juga menyerahkan bantuan logistik kepada warga berupa tenda pengungsi 10 unit, makanan tambahan gizi 174 paket, paket perlengkapan bayi 110 paket, perlengkapan keluarga 68 paket, masker 3.600 lembar, kantong jenazah 65 lembar, selimut 500 buah, matras 300 buah dan rendang 300 paket.
Stadion Manakarra telah menampung sebanyak kurang lebih 1.185 warga atas gempabumi M 5.8 di Mamuju.
Tim gabungan dari unsur forkopimda pun telah mendirikan beberapa tenda darurat guna tempat evakuasi sementara, dapur umum, posko kesehatan dan tenda khusus trauma healing bagi anak-anak.
Kehadiran Kepala BNPB sebagai wujud respon cepat Pemerintah Pusat untuk memastikan penanganan darurat bencana gempabumi magnitudo (M) 5.8 di wilayah Sulawesi Barat bisa berjalan dengan baik.
“Kehadiran BNPB di Mamuju hari ini guna memastikan agar penanganan tanggap darurat berjalan dengan baik,” ujar Kepala BNPB Suharyanto dalam keterangan yang diterima InfoPublik.
Gempa bumi M 5.8 yang berpusat di koordinat 2,77° LS ; 118,56° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 26 kilometer arah Barat Tapalang Barat, Mamuju, Sulawesi Barat, diketahui telah menyebabkan kerusakan beberapa bangunan.
Atas kejadian itu, kurang lebih 7.650 warga Kabupaten Majene mengungsi. Berdasarkan laporan visual dari lapangan per Rabu (8/6) pukul 21.50 WIB, para warga mulai mendirikan tenda darurat menggunakan terpal berwana biru dan oranye di beberapa titik tak jauh dari permukiman mereka, di pelataran masjid Deking dan di SMK Kota Tinggi.
Hal serupa juga dilakukan oleh para warga Kabupaten Mamuju karena khawatir terjadi gempabumi susulan dan potensi ancaman tsunami. Pantauan visual dari lapangan ada tiga titik pengungsian warga yakni di Stadion Mamuju, Kantor Bupati Mamuju dan Kantor TVRI Sulawesi Barat di Mamuju. Jumlah warga yang mengungsi sementara ada sebanyak 7.670 jiwa.
Sementara itu, berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Barat, sebanyak 17 warga mengalami luka-luka setelah terkena material reruntuhan bangunan Gedung PKK, Kantor Gubernur Provinsi Sulawesi Barat, ketika gempabumi terjadi.
Saat ini, para warga yang terluka telah telah mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Mamuju.