HeadlinePeristiwa

Endapan Kuarter dan Bebatuan Berumur Disebut Perkuat Efek Gempa Mamuju

84
×

Endapan Kuarter dan Bebatuan Berumur Disebut Perkuat Efek Gempa Mamuju

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi Gempa/Shutterstock

WartaDepok.com – Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan, endapan kuarter dan bebatuan berumur pra-tersier serta tersier yang telah mengalami pelapukan memperkuat efek guncang gempa bumi di Mamuju, Sulawesi Barat.

Hal tersebut disampaikan Badan Geologi melalui keterangan tertulis, Rabu (8/6/2022).

“Pelapukan tersebut bersifat urai, lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated), dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan guncangan gempa bumi,” demikian pernyataan resmi Badan Geologi.

Gempa dengan magnitudo 5,8 mengguncang Sulawesi Barat, pada Rabu (8/5/2022), sekitar pukul 13.32 WITA atau 12.32 WIB.

Lokasi pusat gempa bumi berada di 43 kilometer barat daya Mamuju, Sulawesi Barat, lokasi berada di 2,74 derajat lintang selatan dan 118,54 derajat bujur timur dengan kedalaman 10 kilometer.

Wilayah yang terletak dekat dengan lokasi pusat gempa bumi adalah Kabupaten Mamuju dan sekitarnya Provinsi Sulawesi Barat.

Berdasarkan analisis Badan Geologi, wilayah itu pada umumnya merupakan morfologi perbukitan hingga perbukitan terjal, lembah dan dataran pantai yang tersusun oleh batuan berumur pra-tersier (terdiri dari batuan metamorf, meta sedimen), tersier (terdiri dari batuan sedimen, batu gamping, gunung api), dan endapan kuarter (terdiri dari endapan pantai dan aluvial).

Sebagian batuan berumur pra tersier dan tersier tersebut telah mengalami pelapukan.

Morfologi perbukitan yang tertutup oleh batuan berumur pra tersier dan tersier yang telah mengalami pelapukan akan berpotensi terjadi gerakan tanah atau longsoran apabila dipicu guncangan gempa bumi kuat di daerah tersebut.

Kejadian gempa bumi merusak 15 Januari 2021 lalu, telah memicu terjadinya gerakan tanah tipe jatuhan batu yang menutup jalan Trans Sulawesi dengan material bongkahan batu gamping.

Berdasarkan lokasi pusat gempa bumi, kedalaman, dan data mekanisme sumber dari BMKG dan GFZ Jerman, maka kejadian gempa bumi tersebut berasosiasi dengan aktivitas sesar aktif, mekanisme sesar mendatar dengan komponen naik.

Menurut data Badan Geologi, daerah Sulawesi Barat secara umum didominasi oleh struktur geologi berupa jalur lipatan dan sesar naik berarah relatif utara – selatan. Sesar naik itu tergolong sudut landai dan blok bagian timur relatif bergerak naik terhadap blok bagian barat bidang sesar.

Jalur sesar naik tersebut berasosiasi dengan lipatan yang banyak terdapat di bagian barat Provinsi Sulawesi Barat. Jalur sesar naik itu diperkirakan menerus ke arah darat.

BACA JUGA:  Camat Bojongsari: PTPS Bertugas dengan Penuh Amanah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *