HeadlineHumanioraKeluarga Hebat

Guru Besar IPB University Sebut Harmonisasi Maskulinitas-Feminitas Sebagai Kunci Ketahanan Keluarga

178
×

Guru Besar IPB University Sebut Harmonisasi Maskulinitas-Feminitas Sebagai Kunci Ketahanan Keluarga

Sebarkan artikel ini

WartaBogor.com – Guru Besar Ketahanan Keluarga IPB University Euis Sunarti mengatakan, salah satu hal penting membangun kebahagiaan keluarga adalah memahami peran tugas dan fungsi setiap anggota keluarga sesuai kedudukannya.

Faktor lain adalah mengharmonisasikan sifat maskulinitas dan feminitas berdasarkan jenis kelamin anggota keluarga sehingga terwujud keluarga yang berketahanan.

“Keluarga bahagia merupakan impian setiap orang. Salah satu hal penting membangun kebahagiaan keluarga adalah memahami peran tugas dan fungsi setiap anggota keluarga, sesuai kedudukannya dalam keluarga yaitu orang tua atau anak,” katanya ketika menggelar kajian online bertemakan Feminitas dan Maskulinitas Harmonisasi dalam Keberfungsian Keluarga, Senin (19/10/2020).

Kajian online ini dihadiri kurang lebih 500 orang dari berbagai macam organisasi/lembaga dan mahasiswa dari beberapa universitas.

Euis menyampaikan prasyarat agar keluarga dapat memenuhi tugas perkembangannya serta mengelola kerentanan, dan mencegah potensi krisis keluarga. Oleh sebab itu, adanya kepala keluarga merupakan sistem hirarkis yang menjadi suatu keharusan.

Terkait kualitas feminitas dan maskulinitas, Euis menambahkan bahwa keberlangsungan dan keberlanjutan dalam kehidupan keluarga membutuhkan kualitas feminitas dan maskulinitas.

Keduanya merupakan satu kesatuan yang dibutuhkan untuk terjadinya harmonisasi, saling melengkapi dan menguatkan.

“Jadi, peran suami dengan maskulinitasnya dan peran istri dengan feminitasnya tidak bisa dibagi rata tetapi diharmonisasikan.

Kenyataanya, pada beberapa negara seperti Swedia, setelah 30 tahun berlangsungnya eksperimen sosial yang bertujuan merestrukturisasi keluarga dengan menghilangkan nature feminine, telah terbukti gagal,” paparnya.

Fakta menunjukkan bahwa kesetaraan gender yang mendorong tercapainya pembagian peran yang sama rata dalam keluarga (50/50) sebenarnya tidak pernah tercapai.

Dia mengingatkan bahwa keluarga merupakan pondasi utama di dalam masyarakat.

Perubahan yang terjadi pada keluarga baik bersumber dari dalam maupun di luar sistem keluarga akan memengaruhi kondisi keluarga.

“Oleh sebab itu, keluarga harus memiliki ketahanan melalui harmonisasi kualitas feminitas dan maskulinitas,” pungkasnya.

BACA JUGA:  DPRD Kota Depok Paripurnakan 4 Nama Calon Pimpinan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *