WartaDepok.com – Bagi sebagian orang, barang yang sudah tidak terpakai biasanya akan dibuang begitu saja menjadi rongsokan. Namun, hal tersebut tidak berlaku bagi Nurcholis Agi (54). Ia justru melihat barang-barang yang sudah tidak terpakai sebagai prospek untuk bisa menghasilkan uang.
Pria yang lahir di Banyuwangi dan dibesarkan di Depok ini menceritakan pengalaman masa kecilnya. Di usia yang masih belia, ia sudah membantu orang tuanya mencari nafkah dengan cara mencari barang bekas untuk dijual. Dari kecil pun ternyata Nurcholis Agi sudah akrab dengan hal tersebut.
“Lahir dari keluarga miskin. Maksudnya hidup susah ibaratnya kalau di sini orang termiskin di Depok pada waktu itu. Memang hidup susah pada waktu itu. Tapi karena seiring berjalannya waktu walaupun susah tapi saya kecil itu sudah mencari barang bekas. Untuk bisa membeli roti kita harus mencari barang bekas,” ujarnya dilansir dari program Sosok detikcom.
Meskipun lahir dari keluarga dengan ekonomi rendah, Nurcholis mempunyai cita-cita yang sangat tinggi. Yaitu mau menjadi pilot pesawat terbang. Namun, sekarang cita-citanya beralih menjadi ‘pilot’ untuk mengendarai Mal Rongsok.
Mal Rongsok dan Wisata Rongsok adalah sebuah toko yang berada di Depok, menjual barang-barang bekas. Nurcholis membangun usaha ini dari tahun 2010. Perbedaan antara Mal Rongsok dan Wisata Rongsok adalah kalau di Mal Rongsok, hanya menjual barang-barang bekas saja. Sedangkan Wisata Rongsok, bukan hanya menjual barang bekas, tapi juga menyediakan jual beli tanaman bekas, dan cafe untuk bersantai.
Sebelumnya, Nurcholis sudah menjalani 28 bidang usaha yang ditekuni, antara lain sebagai pedagang minuman keliling, buka usaha bengkel motor, bengkel mobil. Namun hal tersebut tidak berlangsung lama. Ia justru bertahan cukup lama dengan usaha rongsokan ini.
“Jadi gini, kalau mau mencari dana yang lebih enak adalah di rongsok. Sampai sekarang enak di sini dan lumayan untuk penghasilannya. Kalau (omzet) awal-awal paling juga Rp 500 ribu, Rp 300 ribu. Sekarang kurang lebih bisa Rp 100 juta per bulan,” jelas Nurcholis ketika ditanya mengapa bertahan lama di usaha rongsokan.
Barang-barang yang dijual di Mal Rongsok dan Wisata Rongsok ini cukup lengkap. Dari alat elektronik, alat rumah tangga, (furniture) cafe, dan alat-alat rumah sakit. Semuanya didapatkan dari berbagai sumber yang usahanya sudah tutup.
Tidak main-main, ternyata usaha barang rongsok ini sudah sampai di telinga masyarakat luas, baik mau di daerah Depok, sampai luar Depok. Pembelinya pun cukup beragam. Dari masyarakat biasa, sampai artis dan juga pejabat.
“Kalau Pembeli banyak dari mana-mana. Luar kota banyak juga kemarin saya kirim ke Semarang, Sulawesi. Yang datang ke sini dari kalangan bawah dari anak SD, SMP, SMA sampai juga guru-guru, dosen kemudian dari profesor-profesor juga banyak dari kalangan artis, pejabat juga banyak yang datang,” jelasnya.
Bagi Nurcholis, barang bekas ada nilainya. Nurcholis melihat adanya peluang yang menjanjikan dan bisa menghidupi 5 orang anaknya. (detik)