WartaDepok.com – Politisi PPP asal Kota Depok, Hj Qonita Lutfiyah mengajak seluruh Umat Islam melakukan penghormatan atas kelahiran Nabi Muhammad SAW.
“Cara terbaik yaitu dilakukan dengan memperbanyak berdzikir kepada Allah SWT, bersyukur atas diberikannya karunia menjadi Umat Nabi Muhammad SAW,” kata Qonita, Sabtu (8/10/2022).
Qonita menjelaskan bahwa Maulid Nabi Muhammad adalah peringatan yang sudah dilakukan oleh umat Islam sebagai bentuk penghormatan kelahiran Nabi Muhammad SAW.
“Itu adalah bentuk kecintaan terhadap Nabi berjuluk Al Amin, kita sebagai umat Islam tidak hanya meneladaninya, tetapi juga perlu memahami sejarah dari Maulid Nabi Muhammad SAW itu sendiri,” ujarnya.
Putri dari Ulama besar Indonesia KH Syukron Ma’mun itu menjelaskan Maulid Nabi Muhammad adalah salah satu momen penting yang dirayakan oleh umat Islam di Indonesia dan dunia. Memahami sejarah singkat Maulid Nabi Muhammad sangat penting dilakukan agar menumbuhkan rasa cinta kepada Nabi terakhir tersebut.
Dalam berbagai kutipan sejarah Islam katanya, Maulid Nabi merupakan peringatan kelahiran manusia paling mulia yang dilahirkan di tengah keluarga Bani Hasyim di Mekkah. Tepatnya pada hari Senin, 12 Rabiul Awal di Tahun Gajah. Sebagian ulama berpendapat ini bertepatan dengan tanggal 20 atau 22 bulan April tahun 571 M.
“Kelahiran sang Baginda bertepatan dengan peristiwa tentara bergajah menyerang Ka’bah atau Amul Fiil pada tahun 571 kalender Romawi. Nabi Muhammad dilahirkan oleh ibu yang bernama Aminah dan Ayah bernama Abdullah,” kata Qonita menjelaskan.
Dia juga memberi penjelasan dengan mengutip buku Sejarah Peradaban Islam oleh Saufi & Fadillah (2015), beliau lahir di Mekkah dan berasal dari keluarga Bani Hasyim. Ini merupakan hari kelahirannya yang hingga kini masih diingat oleh kaum Muslim.
“Menurut Imam al-Suyuthi, raja pertama yang memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW adalah Raja Al-Mudhaffar Abu Sa`id Kukburi ibn Zainuddin Ali bin Baktakin (549 H – 630 H). Tidak tanggung-tanggung, raja ini merayakan Maulid Nabi dengan perayaan yang sangat meriah,” paparnya.
Karya yang paling tersohor kala itu adalah karangan Syeikh Al-Barzanji yang mengisahkan riwayat kelahiran Rasulullah SAW dalam bentuk prosa dan puisi. Karya yang sekarang lebih akrab disebut Barzanji ini bahkan masih terus dibacakan dalam momentum peringatan maulid Nabi.
“Ada banyak tradisi yang dilakukan untuk memperingati Maulid Nabi, seperti membaca sholawat, tadarus Alquran, berpuasa, bersedekah, dan lain-lain. Bagi kaum muslim, memperingatinya karena ada banyak hikmah yang bisa diambil dari peristiwa perayaan tersebut,” bebernya.
Dalam masyarakat juga terdapat beragam tradisi memperingati hari kelahiran Rasulullah di berbagai Negara yang berpenduduk Islam. Di kalangan pesantren Indonesia, para kiai memperingati Maulid Nabi dengan hanya membacakan sajak-sajak Barzanji tanpa dilengkapi dengan ceramah.
Hikmah Memperingati Maulid Nabi yang bisa diraih jika seorang Muslim merayakan momen kelahiran Nabi Muhammad. Beberapa hikmah tersebut di antaranya:
“Salah satu bentuk pembuktian cinta umat muslim kepada Nabi Muhammad, mempelajari dan mengimplementasikan sifat-sifat terpuji Nabi Muhammad SAW, meningkatkan kualitas dan kuantitas bershalawat, meningkatkan rasa syukur sebagai umat Nabi Muhammad serta berharap mendapat syafaat Nabi Muhammad di hari kiamat,” pungkasnya.