WartaDepok.com – Pabrik bakso Selera Prima Food di Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok menyatakan bahwa adanya keluhan terhadap aroma busuk dari air limbah hasil proses produksi yang diduga dibuang ke saluran warga itu tidak benar.
Tim legal Selera Prima Food Eric Yansen Sihotang mengatakan, permasalahan limbah yang dikeluhkan oleh oknum masyarakat adalah hoaks.
“Hasil dari pengawasan dinas terkait tidak ditemukan adanya pembuangan limbah ke saluran warga. Apalagi sampai menimbulkan bau yang tidak sedap, ” katanya.
Ia mengakui bahwa pabrik ini telah ditutup oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok di tahun 2019 . Tapi pihaknya sudah melakukan pembuangan limbah ke luar melalui mobil penyendot limbah.
“Kami melibatkan pihak ketiga untuk menyedot limbah yang dihasilkan dari produksi kami,” tuturnya.
Ia mengatakan, penyedotan dilakukan dengan mobil tangki yang mana sekali menyedot melibatkan 15 mobil.
Eric menyebut kalau penyedotan dilakukan hampir setiap hari.
“Kami melakukan penyedotan limbah melibatkan pihak ketiga. Tidak ada yang namanya limbah masuk ke saluran warga apalagi sampai mencemari lingkungan. Kami (Selera Prima Food-red) berkomitmen untuk menjaga lingkungan,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Eric, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat melakukan sidak ke pabriknya.
Hasilnya, DLH Provinsi Jawa Barat tidak menemukan limbah yang dibuang serta tak ada cairan mengandung kimia di lingkungan pabrik ini.
“DLH Provinsi Jawa Barat pun berencana melakukan mediasi antara kami dengan pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Depok untuk mencari solusi terkait permasalahan ini,” kata Eric.
Selera Prima Food terus bebenah agar tidak ada limbah yang mencemari lingkungan sekitar.
Bahkan, pabrik sendiri telah melengkapi alat-alat yang dibutuhkan untuk pengelolaan limbah.
“Motto kami dari awal adalah bagaimana caranya kita menjaga ekosistem dan lingkungan agar tetap asri. Makanya kita dengan adanya aduan warga, kami terus melakukan evaluasi,” kata Eric.
Perihal adanya aduan warga soal ke pihak kepolisian, Eric mengaku kalau laporan ini sudah ditindaklanjuti dan pabriknya juga sudah diminta klarifikasi. Aduan yang masuk juga terkait soal limbah.
“Pihak kepolisian sudah datang ke pabrik kami melakukan pengecekan, hasilnya sama yakni tak ada temuan soal pencemaran lingkungan,” katanya.
Soal laporan warga, pihaknya sudah melakukan mediasi dan tak ditemukan titik temu untuk masalah ini. “Kami pun akhirnya menempuh jalur hukum,” kata Eric.
Adanya aduan oknum warga sendiri merugikan pihaknya terutama dalam kepengurusan izin yang kini tengah dilakukan. Ia menegaskan, Selera Prima Food sangat kooperatif dan sangat mengikuti anjuran dari pemerintah.
“Adanya aduan oknum warga ini merugikan kami, terutama dalam pengurusan izin. Toh, kami ini sebagai warga negara taat hukum dan mengikuti ketentuan perundang-perundangan yang berlaku. Mau itu peraturan daerah, maupun peraturan lainnya,” ujar Eric.
“Kami juga sudah menelusuri oknum warga yang melaporkan, yang mana diketahui beberapa pelapor ini rumahnya jauh dari pabrik. Hanya ada satu orang saja yang dekat rumahnya dengan pabrik kami.
Tapi, warga lain yang berada di belakang pabrik kami tidak mengeluh adanya pabrik ini,” tambahnya lagi.
Eric menegaskan, tidak benar adanya isu soal pembuangan limbah ke Situ Tipar. “Tak ada paralon kami yang menyasar kesana,” tegasnya.
Soal Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Eric mengaku saat ini Selera Prima Food tengah melakukan pengurusan izin.
“Prosesnya tengah berjalan, pihak DPMTSP (dinas perizinan-red) sudah menerima berkas kami. Dalam waktu dekat IPR kami keluar,” katanya.
Eric memastikan produk yang dihasilkan terjamin kualitasnya. Tidak ada bahan-bahan terlarang yang digunakan sebagai bahan baku produksi. “Kita jamin kualitasnya, semua bahan yang digunakan halal,” tegasnya.
Komit Membantu Pemerintah Entaskan Pengangguran
Ia juga mengaku pihaknya berkomitmen terhadap visi misi dan program-program yang dikeluarkan Pemkot Depok.
Salah satunya terkait permasalahan pengangguran. Ia mengklaim hampir 75 persen pegawai yang bekerja adalah orang sekitar pabrik dan tentunya ber-KTP Depok.
“Kami memperkerjakan 95 persennya warga Depok dan 75 persennya adalah warga sekitar pabrik atau warga Kelurahan Mekarsari ini. Dan tentu kehadiran kami ini membantu warga sekitar,” ujarnya.
Untuk itu, sambungnya, dia berharap agar pabrik ini tidak ditutup karena Selera Prima Food sangat kooperatif dan taat aturan serta instruksi yang diberikan.
Bila sampai pabrik ini ditutup, tentunya ada permasalahan baru yang ditimbulkan. Yakni pegawai yang terpaksa menganggur lantaran dirumahkan akibat penutupan pabrik ini.
“Lalu bagaimana nasib mereka, terus bagaimana nantinya mereka, mau kerja apalagi mereka. Seyogyanya pihak terkait mempertimbangkan itu. Kami sangat kooperatif kok,” tandasnya. (wan/HS/WD).