WartaDepok.com – Berdasarkan hasil pantauan yang dilakukan oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Depok di sejumlah pasar tradisional, saat ini pedagang tempe tahu mulai kembali berjualan.
Sebelumnya para pedagang ini sempat mogok berjualan akibat meningkatnya harga kedelai.
Kepala Disperdagin Kota Depok, Zamrowi Hasan mengatakan, sesuai informasi dari Kementerian Perdagangan, kenaikan harga kedelai disebabkan lonjakan permintaan kedelai dari Tiongkok ke Amerika Serikat selaku eksportir.
“Kalau harga kedelai naik beimbas pada biaya produksi juga naik,” katanya, Selasa (05/01/2021).
Zamrowi menjelaskan, harga kedelai impor di tingkat pengrajin mengalami penyesuaian dari Rp 9 ribu/kg pada November 2020. Kini menjadi Rp 9.300/kg-Rp 9.500/kg pada Desember 2020, atau naik sekitar 3,33-5,56 persen.
“Dari rilis Kemendag RI juga disebutkan stok kedelai di gudang importir sekitar 450.000 ton, cukup untuk memenuhi kebutuhan 2-3 bulan mendatang,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Disperdagin Kota Depok, Anim Mulyana menyebut, harga tempe di Pasar Cisalak mengalai kenaikan dari Rp 7 ribu/potong menjadi Rp9 ribu/potong. Atau naik Rp 2 ribu/potong.
Sedangkan di Pasar Agung harga tahu semula Rp 3.500/potong menjadi Rp5 ribu/potong, dan tempe juga mengalami kenaikan dari Rp 5 ribu/potong menjadi Rp 7 ribu/potong.
Anim menambahkan, terdapat beberapa pasar juga yang menjual tempe tahu dengan harga normal. Namun, untuk mensiasatinya, para pedagang mengurangi ukurannya.
“Menurut petugas di Pasar Sukatani harga tempe normal, harga tahu naik Rp500/potong,” tutupnya.