WartaDepok.com – Wali Kota Depok, Mohammad Idris menuturkan, sebagai abdi negara dan pelayan masyarakat, setiap ASN harus memiliki integritas dan dedikasi dalam bekerja.
Hal tersebut disampaikan Wali Kota Depok, Mohammad Idris sampaikan saat memimpin Apel Pagi yang diikuti ASN Pemkot Depok di Aula Teratai, Balai Kota Depok, Senin (27/02/23).
Menurut Kiai Idris, sapaannya, integritas sering dikaitkan dengan loyalitas, namun ada satu sikap sebagai penentu keberhasilan mewujudkan integritas dalam diri, sekaligus sebagai unsur utama dari sikap ataupun sifat integritas yang harus dimiliki, yaitu dedikasi.
“Dedikasi ini ternyata memang terjadi dari dua suku kata, yakni dedi yang dalam bahasa Sunda kuno artinya pengorbanan, berkorban, dan kasi atau memberi, artinya orang yang berdedikasi ini orang sudah komitmen, jadi ASN berdedikasi itu harus siap berkorban,” katanya saat menjadi Pembina Apel, Senin pagi.
Dikatakannya, berkorban tersebut dapat meliputi tenaga maupun pikiran.
“Bukan sekadar makan daging yang enak, tapi sering kali makan hati, makan hati jadi pejabat, makan hati jadi ASN, sebab dedikasi itu berkorban pikiran, jiwa, dan harta,” tegasnya.
Lanjut Kiai Idris, sikap dedikasi yang harus dimiliki ASN juga berarti mengedepankan tanggung jawab atas pekerjaan yang diamanahkan yang terkadang tidak sesuai dengan hati.
“Silakan bapak, ibu kalau tidak sesuai hati, daripada setiap hari makan hati, pekerjaan yang tidak sesuai, ajukan kepada pimpinan, ke Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM), saya minta mundur saja,” tegasnya.
“Dan itu tidak satu, dua orang yang melakukannya, itu lebih enak, lebih enjoy. Sebab, seluruh ASN di Pemkot Depok harus bekerja dari hati.” ujarnya.
Tentunya, sambung Kiai Idris, di dalam dedikasi juga terdapat unsur terus terang, jangan disimpan dalam hati, karena nanti dapat terakumulasi sehingga menjadi depresi.
“Ciri-ciri dedikasi, pertama semangat yang tinggi, kalau tidak ada semangat, dedikasinya berarti kurang,” ujarnya.
“Mohon jadi perhatian Pak Sekda, kalau ada pegawai yang semangatnya kurang, apalagi yang mau pensiun biasanya semangatnya kurang,” katanya.
Lalu yang kedua, ungkap Kiai Idris, sikap melayani yang harus dimiliki oleh setiap ASN, meskipun capek menjadi pelayan, sebab yang dilayani selalu banyak tuntutan.
“Namanya pelayanan, tanggung jawab tinggi, tapi juga harus punya komitmen yang tinggi,” tuturnya.
Selanjutnya, ungkapnya, di antara ciri dedikasi juga tepat waktu, ASN sebagai pelayan masyarakat yang berdedikasi, namun datangnya setelah warga antre di kantornya.
“Jangan mengutamakan yang sunnah daripada yang wajib, melayani itu wajib, kecuali memang tidak sesuai dengan tupoksi kita,” katanya.
“Upayakan melakukan pekerjaan diselesaikan sebelum deadline, sebelum Kadis (Kepala Dinas), Sekdis (Sekretaris Daerah), meminta sudah selesai dikerjakan, harus inisiatif,” terangnya.
“Ini yang ingin saya sampaikan, masalah dedikasi, satu kata dedikasi, mudah-mudahan bisa melekat dalam diri kita,” tutup Kiai Idris.