WartaDepok.com – Konstestasi Pilkada Depok 2020 menjadi panggung ketiga bagi sosok Pradi Supriatna. Satu dasawarsa silam, putra asli Depok ini tampil perdana dalam Pilkada Depok.
‘Manggung’ 2010, Pradi berpasangan dengan sosok birokrat senior, Yuyun Wirasaputra. Lawannya ketika itu adalah sosok politikus matang. Ada Badrul Kamal dan eks Presiden PKS Nur Mahmhdi Ismail.
Nama terakhir kemudian keluar sebagai pemenang bersama Mohammad Idris-wakil wali kota yang kemudian berduet dengan Pradi 5 tahun berselang.
Ya, singkat cerita pada 2015, duetnya dengan Idris berhasil mengantarkannya sebagai Wakil Wali Kota Depok periode 2016-2021. Koalisi PKS-Gerindra ketika itu berhasil unggul atas jagoan PDIP-Golkar, Dimas Oky Nugroho – Babai Suhaimi.
Kini, Pradi memilih jalan ‘sendiri’. Tekadnya mantap menyongsong Pilkada Depok 2020 dengan menggandeng sosok pengusaha perempuan sukses, Hj Afifah Alia. Tentu, ada banyak faktor mengapa pria yang juga hobi motorcross dan vespa itu memutuskan maju sebagai calon wali kota.
Derasnya dukungan berbagai kalangan menjadi alasan utama sang politikus mantap bertarung. Bukan satu, dua orang, melainkan puluhan kelompok masyarakat yang memintanya menjadi D1.
Jika ditilik dari latar, sosok Pradi memang terbilang komplet. Dia pengusaha dan politikus yang memang punya jejak rekam mumpuni. Relasinya dengan beragam kelompok masyarakat juga amat erat. Mulai dari kalangan olahragawan, ulama, hingga para penggiat budaya.
Ini mungkin yang membuat Pradi sedikit ‘gelisah’. Ya, selama setengah dasawarsa menjadi D2 alias wakil wali kota, tentu dia banyak mendengar masukan mengenai kota yang dicintainya. Mulai dari saran, masukan, bahkan kritikan.
Pradi mungkin sadar bahwa perannya akan lebih besar ketika menjadi orang nomor satu di Depok. Sehingga, langkahnya di Pilkada Depok adalah bagian dari ikhtiar Pradi merealisasikan cita-cita masyarakat.
Gaya kepemimpinannya memang sedikit ‘urakan’. Jauh dari kesan formil sebagai orang nomor dua di Depok. Spontan, apa adanya, dan kadang anti protokoler.
Alih-alih menggunakan kendaraan dinas macam Fortuner dkk, dia sering kepergok turun ke masyarakat dengan vespa klasik dan skuter matik miliknya. Tak jarang pula yang bersangkutan menenteng beras dan sembako ke rumah-rumah warga. Tanpa kamera, tanpa media.
“Berbuat baik saja, nanti Allah yang membalasnya. Itu nasihat Ibu saya, bakal saya pegang sampai kapanpun. Siapa menabur kebaikan, Insyaallah banyak keberkahan,” begitu jawaban Pradi ketika ditanya alasannya sering blusukan diam-diam ke masyarakat.
Dan tanpa sadar, apa yang diperbuatnya selama ini membuat masyarakat bersimpati kepada Pradi. Jangan heran, ketika dirinya memutuskan maju sebagai kontestan Pilkada Depok 2020, gelombang dukungan makin menjadi-jadi.
Bola, Budaya, Ulama
Majunya Pradi dalam Pilkada Depok 2020, sebagai calon wali kota, menimbulkan ekspektasi besar dari banyak kalangan. Khususnya mereka yang aktif di dunia olahraga, penggiat budaya, dan kalangan ulama.
Hal itu tak lepas dari rekam jejak Pradi yang memang sangat ‘mesra’ alias dekat dengan mereka.
Di dunia olahraga Depok, nama Pradi jelas amat sangat melekat. Dia cukup intensif terlibat dalam semua pengurus cabang olahraga (cabor).
Kendati bukan pengurus atau bahkan Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Pradi tercatat banyak mengurusi olahraga Depok. Bukan sekadar nampang nama, tapi benar-benar berkontribusi dengan kantong sendiri hehehehe…
“Dia sudah banyak berbuat (untuk olahraga Depok). Jauh sebelum jadi wakil wali kota. Kepeduliannya tinggi buat atlet,” ujar Dewan Pembina Pengurus Cabang Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI), Sariyo Sabani.
Khusus di sepakbola, kontribusinya cukup besar. Baik itu level profesional seperti Persikad, Depok United, hingga kompetisi antar kampung (tarkam). Jangan heran kalau tiap gelaran open turnament seperti KTI Cup (Kampung Perigi), Pusaka (Duren Seribu), sering terpampang foto dan namanya.
“Saya sangat berharap Pak Pradi bisa membawa olahraga Depok bangkit. Bisa memberdayakan atlet-atlet Depok. Beliau punya kapabilitas untuk itu,” ungkap Sariyo.
Ekepktasi besar juga datang dari kalangan ulama. Semenjak Pradi mendeklarasikan maju sebagai calon wali kota, nyaris tiap hari dukungan datang dari para ulama.
Teranyar pada pekan lalu. Sejumlah Kyai-Kyai Kharismatik Nahdlatul Ulama (NU) mendukung Pradi-Afifah. Di antaranya hadir Kyai Damanhuri, Kyai Mujib, dan Kyai Shihabuddin.
Narasi yang disampaikan sama. Meminta Pradi kelak bisa memberikan perubahan yang nyata bagi Depok. Mereka yakin Pradi mampu menjembatani dan mengakomodir suara-suara ulama terkait pembangunan Depok, khususnya menyangkut pendidikan.
“Insyaallah Bang Pradi mampu (memimpin Depok). Selama ini dia mampu bersinergi dengan banyak ulama. Banyak merangkul majelis-majelis taklim, pondok pesantren. Artinya kepedulian dan kontribusinya nyata,” beber Kyai Damanhuri dalam satu kesempatan.
Sebagai informasi, kedekatan Pradi dengan banyak ulama memang tak lepas dari Majelis Taklim At-Taubah yang didirikanya beberapa tahun silam. Saban sepekan sekali, di kediamannya rutin dihelat pengajian dengan puluhan ulama. Di lain sisi, Pradi juga banyak membina majelis-majelis taklim di kampung-kampung. Maka jangan heran, jika dalam satu hari, salah satu kader terbaik Gerindra itu bisa diundang lebih dari sepuluh majelis taklim.
Hal serupa juga datang dari para penggiat budaya. Mereka mengungkapkan harapannya kepada Pradi-Afifah agar Depok menaruh perhatian besar dalam hal budaya.
Permintaan itu disampaikan ketika bertandang ke kediaman Pradi di Gang Wali, Beji, belum lama ini. Para pelawak, youtuber, komunitas sinematografi meminta Pradi memberikan ruang yang luas dalam pengembangan budaya serta ekonomi kreatif di Depok.
Mereka berkeyakinan, karakter Pradi yang muda, egaliter, dan kreatif bisa kembali membangkitkan budaya Depok. Baik itu budaya tradisional maupun kontemporer.
Dukungan insan olahraga, budayawan, hingga para ulama menjadi sinyalemen bahwa ada ekspektasi besar dari masyarakat. Duet Pradi-Afifah diharapkan mampu membawa perubahan. Perubahan yang tak hanya sekadar jargon, tapi benar-benar nyata dan terlihat hasilnya.(ole/WD)