WartaDepok.com – PT Peusahaan Listrik Negara (PLN) Persero menyiapkan pandangan bisnis atau Business Outlook untuk menghadapi peningkatan persaingan usaha ketenagalistrikan dan kenaikan konsumsi listrik pada 2022.
Penyusunan Business Outlook PLN 2022 itu dilakukan dengan pendekatan kajian analis mega, analisis makro, analisis mikro, dan perilaku konsumen.
Hal tersebut disampaikan Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (1/1/2022).
“Dari sisi analisis mega, kami melihat ada tiga faktor, yakni energy trend outlook, technology trend outlook, dan lifestyle trend outlook,” kata Darmawan Prasodjo.
Darmawan menuturkan, ada kecenderungan pengusaha untuk mengikuti penggunaan energi berkelanjutan di tengah tren transisi energi.
Menurutnya, hal ini dapat menjadi peluang bagi PLN dalam mengoptimalkan gelombang tren tersebut.
Saat ini, PLN memiliki sejumlah produk berbasis ekonomi hijau mulai dari Pembangkita Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap, renewable energy certificate (REC), konversi pembangkit diesel ke energi bersih, captive acquisition, dan lelang energi baru terbarukan secara bundle.
Dari sisi technology trend outlook, PLN mencatat ada tiga peluang utama terkait teknologi skala nasional maupun global yang bisa dioptimalkan, yaitu kendaraan listrik, elektrifikasi agrikultur, dan elektrifikasi maritim.
Sedangkan dari sisi Lifestyle Trend Outlook, perseroan menyatakan bahwa pandemi juga mempengaruhi konsumen dalam menggunakan perangkat elektronik yang yang dapat menunjang gaya hidup di rumah maupun hobi baru.
Sementara dari sisi industri—di tengah mulai menggeliatnya aktivitas masyarakat dan ekonomi yang kembali bangkit—kebutuhan listrik pada segmen ini diprediksikan akan meningkat.
Dari sisi analisis mikro, PLN juga memperhatikan adanya proyeksi bisnis, kebijakan, perilaku konsumen, tarif listrik, dan proyeksi kebutuhan industri.
Darmawan mengatakan, dari sisi Business Outlook tampak fenomena dengan segmen-segmen baru, melalui pergeseran gaya hidup, perilaku dan preferensi masyarakat dalam berkegiatan menjadi berbasis digital akibat pandemi. (infopublik.id)