HeadlineHumaniora

Vaksinisasi Covid-19 Diperuntukkan Bagi Orang Sehat

54
×

Vaksinisasi Covid-19 Diperuntukkan Bagi Orang Sehat

Sebarkan artikel ini
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil didampingi PJS Walikota Depok, Dedi Supandi meninjau simulasi vaksin COVID-19 di Puskesmas Tapos, Kecamatan Tapos, Kamis (22/10). Pemerintah Kota Depok melaksanakan simulasi vaksin COVID-19 yang dilakukan sesuai prosedur operasional standar (SOP) untuk persiapan vaksinasi pada bulan November 2020.(Ahmad Fachry/WartaDepok.com)

WartaDepok.com – Rencana pemberian vaksin Covid-19 di Kota Depok, Jawa Barat akan dilakukan November 2020.

Pemberian vaksin Covid-19 ke warga Depok untuk tahap awal adalah 20 persen warga Depok.

Sedangkan total sasarana dalah 60 persen warga Depok atau sekitar 1,4 juta jiwa. Diharapkan, sebanyak 298 ribu warga dapat divaksin untuk tahap awal.

“Jumlah ideal orang yang divaksin itu adalah 60 persen dari jumlah penduduk. Kota Depok memiliki penduduk sebanyak 2.458 ribu jiwa, sehingga yang mendapatkan vaksin sementara sekitar 1,4 juta orang,” kata Pjs Wali Kota Depok Dedi Supandi, Sabtu (31/10/2020).

Ia mengatakan, pemberian vaksin dilakukan pada November 2020.

Untuk pemberian vaksin, kata Dedi, Pemerintah Kota Depok melakukannya dengan hati -hati.

Bahkan kata dia, telah melakukan simulasi pemberian vaksin bersama Gubernur Jawa Barat.

Sambung pria yang menjabat Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat ini pemberian vaksin ini memerlukan ratusan tempat untuk dilakukan vaksinasi anti Covid19. Setidaknya diperlukan hingga 150 lokasi agar vaksinasi tahap awal dilakukan.

“Jadi strateginya nanti seluruh jumlah puskesmas yakni 38 tempat, ditambah klinik, ditambah rumah sakit, dan bila perlu gor ataupun balai RW bisa digunakan. Totalnya kita siapkan 150 tempat,” kata Dedi Supandi.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan untuk sementara pemberian vaksin anti Covid19 nanti hanya dilakukan di rentang usia 18-59 tahun.

Diluar rentang usia tersebut jika ingin divaksin harus disertai dengan rekomendasi.

“Hasil kajiannya yang diberikan vaksin sementara itu hanya usia 18 sampai 59 itu total 60% dari warga Indonesia. Bagaimana dengan warga yang dibawah 18 dan lewat dari 59? Itu harus menggunakan rekomendasi dokter,” kata Ridwan Kamil.

Emil sapaan akrabnya menyebut, karena yang menjadi relawan adalah mereka dengan rentang usia tersebut.

“Karena vaksin yang diteliti sekarang relawannya itu tidak ada yang usia balita. Dan semua relawannya 18 sampai 59. Jadi kalau berhasil ia berhasil diusia itu.

Jadi kalau mau dibawa 18 dan lebih dari 59 kita harus menggunakan rekomendasi medis apakah perlu atau tidak,” ungkapnya.

Dari vaksinasi tersebut nanti akan tercipta kekebalan kelompok atau herd immunity.

Karena warga yang divaksin menjadi tameng untuk warga lain yang tidak divaksin.

“Ujungnya lahir namanya kekebalan kelompok atau namanya herd immunity. Jadi si penerima vaksin nanti menyelamatkan tetangganya yang tidak kena vaksin, teorinya begitu,” jelasnya.

Emil memberikan ilustrasi, kalau tidak divaksin maka akan terjadi tular-menular. Namun kalau sudah divaksin maka si penerima vaksin akan menjadi benteng bagi yang lain.

“Kalau sekarang tidak pakai vaksin, ya tular menular. Kalau nanti sudah pakai vaksin ya maka ini menjadi benteng.

Katakanlah ada yang kena Covid19 dia bergaul dengan yang sudah kena vaksin, maka yang sudah diberi vaksin dia menjadi benteng kepada yang belum divaksin walaupun bergaul berkerumun dengan orang-orang yang kena Covid19.

Jadi mungkin tidak untuk 100% warga hanya 60% di rentang usia yang menggunakan testing relawan seperti saya dan kita doakan Setelah itu kita kembali normal,” papar Ridwan Kamil.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyatakan bahwa pemanfaatan vaksin Covid-19 harus dilakukan dengan sangat hati-hati.

“Intinya presiden pesan betul untuk hati-hati di dalam pemanfaatan (vaksin Covid-19), termasuk biaya pengadaan. Beliau menyampaikan ingat bahwa ini kita menggunakan APBN dan itu menjadi tanggung jawab terhadap rakyat, karena itu beliau mewanti-wanti agar itu dipertimbangkan betul,” kata Muhadjir saat menjadi narasumber acara PrimeTalk Live Metro TV, belum lama ini.

BACA JUGA:  DPRD Depok Setujui Lima Raperda dalam Rapat Paripurna

Ia pun menjelaskan nantinya tidak semua orang harus disuntik vaksin Covid-19. Mengacu pada standar ideal WHO yaitu 70% dari populasi dengan asumsi di wilayah tersebut semuanya terpapar.

“Ini kalau di Indonesia kan tidak. Jadi tidak semua daerah memiliki tingkat viral loud yang sangat berbahaya. Karena itu nanti jangan ada pikiran bahwa semua harus tervaksinasi,” cetusnya.

Menko PMK mengungkap bahwa target dari vaksinasi Covid-19 adalah untuk herd immunity.

Istilah yang dalam dunia kedokteran berarti kekebalan kelompok di mana kondisi sebagian besar orang dalam suatu kelompok tersebut telah memiliki kekebalan terhadap penyakit infeksi tertentu.

“Jadi cukup untuk yang herd immunity. Untuk mereka yang memiliki kemampuan beli, silakan tapi tidak dipaksa dan sukarela. Presiden selalu mewanti-wanti supaya hati-hati, harus cepat tapi tidak boleh grasak-grusuk, harus dihitung betul termasuk by name by address-nya siapa, orangnya siapa, kenapa dia diberi itu harus jelas,” pungkas Muhadjir.(Wan/WD)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *