WartaDepok.com – RS Premier Bintaro menggelar reuni bayi prematur yang lahir antara 1998 sampai 2019. Kegiatan yang pertama kali digelar itu mengundang 140 anak yang lahir prematur. Mereka semua lahir dan berjuang tetap hidup di RS Premier Bintaro.
Ruang Krakatau Lantai 5, Gedung Annex RS Premier Bintaro, sudah ramai, Sabtu pagi (16/11/2019). Para ibu dan ayah sudah berdatangan bersama sang buah hati. Tidak ada yang berbeda dengan anak-anak pada umumnya.
Namun siapa sangka, para anak yang tumbuh normal itu adalah bayi yang lahir prematur. Mereka berhasil tumbuh seperti anak pada umumnya setelah melewati masa perawatan di RS Premier Bintaro.
Di reuni tersebut, anak-anak berkumpul dan menjalani berbagai kegiatan. Ada lomba anak atraktif, lomba kostum, nonton bareng, dan storytelling. Sedangkan para orang tua mengikuti seminar awam seputar tema bayi prematur.
Moment mengharukan terjadi setelah acara. Saat para anak-anak bernyanyi lagu berjudul Kasih Ibu. Sambil bernyanyi, mereka menggenggam setangkai bunga. Setelah itu, para anak berhamburan mencari orang tuanya. Mereka memberikan bunga sambil mengucapkan I love you.
Para orang tua pun langsung memeluk sang buah hati. Menangis haru untuk beberapa waktu. “Saya senang sekali sudah diundang di sini,” kata Nurindi, ibu dari Muhammad Barie Al Hafiezh.
Barie kini berusia 5 tahun. Lahir pada usia kandungan 28 minggu dengan berat badan 1060 gram. Saat itu, Barie pun langsung mendapat perawatan di Ruang NICU (Neonatal Intensive Care Unit).
“Saya ingat dokter yang nanganin bilang, berdoa saja, karena di sini punya tim NICU yang hebat. Saya tenang dan alhamdulilah sampai saat ini sehat,” ujarnya.
Menurut Manajer Marketing RS Premier Bintaro, Muhammad Marhendrata Pringgodani, reuni bayi prematur ini baru pertama kali digelar. Dengan dibentuknya komunitas, pihaknya ingin membuat ikatan antara orang tua yang anaknya lahir prematur dengan RS Permier Bintaro.
“Sebelumnya kami juga sudah bikin, seperti komunitas Diabetes. Tapi reuni bayi prematur ini baru yang pertama,” kata pria yang akrab disapa Dani.
Dani menambahkan, reuni bayi prematur ini juga dalam rangka HUT RS Premier Bintaro ke 21 dan memperingati Hari Prematur Sedunia yang jatuh pada 17 November. Menurutnya, untuk acara seminar awam menghadirkan sejumlah nara sumber.
Yakni, dokter kandungan dr. Rudiyanti, Sp. OG, dokter anak DR. dr. Nita Ratna Dewanti, Sp. A, dan psiklog dra. Shinto Sukirna, M.Sc.Psikolog.
“Harapan kami dengan kegiatan ini bisa membangun ikatan kuat bayi dan orang tuanya dengan Premier Bintaro. Rencana kami akan memberikan diskon khusus, kepada para keluarga,” ujarnya.
Sementara itu, dr. Rudiyanti, Sp. OG, mengungkapkan kelahiran bayi prematur sudah menjadi problem dunia. Meskipun bayi bisa tetap bertahan, yang pasti akan membutuhkan biaya yang mahal. Jika pun ditanggung negara tetap mahal.
“Tapi kelahiran pramatur itu bisa dicegah,” kata Rudiyanti. Untuk pencegahannya, potensi kelahiran pramatur harus diminimalisir. Caranya dengan memeriksa secara teratur ke dokter.
Biasanya potensi yang paling dominan rawan melahirkan bayi prematur adalah ibu dengan hipertensi dan adanya infeksi. Infeksi, misalnya, bisa di bagian vagina sehingga mengakibatkan pecah ketuban. Atau infeksi pada telinga dan infeksi pada bagian lainnya lagi.
“Di RS Premier Bintaro, saya menangani (kasus) ibu emergency. Mereka ini jangan sampai tak tertangani. Kami punya fasilitas dan SDM, perawat NUCI yang mumpuni,” ujarnya.
Sebagai catatan, dari 326 kasus kelahiran bayi prematur di RS Premier Bintaro, sebanyak 80 persen bisa tertangani. “Pencegahan tetap yang utama. Namun, jika sampai terjadi kelahiran prematur, di sini, dengan fasilitas dan SDM-nya, akan siap membantu,” ujarnya.