WartaDepok.com – Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan berencana memperkenalkan aplikasi L-Cov (Lacak Covid) bagi pengguna transportasi di Jabodetabek dalam hal ini masyarakat umum maupun operator transportasi.
Kepala BPTJ Polana B.Pramesti menjelaskan aplikasi L-Cov ini dirancang oleh BPTJ dengan dukungan oleh Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dan juga Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta dengan tujuan agar pengguna transportasi dapat memperoleh informasi tentang potensi penularan covid-19 di sekitar lingkungan mereka.
“Aplikasi L-CoV diharapkan dapat membantu khususnya masyarakat untuk melakukan pencegahan dini terhadap potensi penyebaran virus covid-19 sebelum dan ketika bermobilitas baik menggunakan angkutan umum massal maupun kendaraan pribadi, ”
“Sampai saat ini belum ditemukan vaksin untuk penyakit ini, oleh karenanya pencegahan dini khususnya ketika sedang bermobilitas menjadi penting,” ujar Polana.
Menurut Polana, salah satu keunggulan dari aplikasi ini ialah pengguna dapat memantau potensi penularan Covid 19 secara mobile khususnya di sepanjang rute jalan yang akan dilalui.
“Melalui fitur Pantau Jalan, pengguna dapat mengetahui potensi penyebaran Covid 19 secara realtime yang terdapat di sepanjang rute yang akan dilalui,” jelas Polana.
Selain rute, pengguna aplikasi L-COV juga akan mendapat informasi tentang peta pesebaran pasien Covid 19 baik yang positif maupun suspect.
“Kita bekerjasama dengan Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 serta Pemerintah Daerah dalam mengetahui data baik jumlah pasien positif, PDP, dan ODP di sekitar pengguna aplikasi L-COV,” jelas Polana.
Lebih lanjut, Polana menyampaikan bahwa pengguna aplikasi ini dapat mengetahui informasi yang menampilkan resiko covid dan jumlah pasien positif/suspect pada suatu wilayah melalui dashboard yang terdapat pada halaman depan.
“Dengan catatan selain GPS aktif, pengguna juga berada di wilayah yang sudah tersedia datanya,” ungkap Polana.
Polana menambahkan jika aplikasi L-COV juga memiliki fitur yang berfungsi untuk mendeteksi potensi penularan Covid 19 pada fasilitas transportasi umum yang akan digunakan masyarakat.
“Kedepan, melalui teknologi QR code pengguna dapat melakukan pemindaian terhadap sarana dan prasarana transportasi umum untuk mengidentifikasi potensi penularan Covid 19,” ujar Polana.
Lebih lanjut Polana menyampaikan bahwa semangat dari peluncuan aplikasi ini bukan untuk membuat masyarakat lebih leluasa dalam bermobilitas.
“Mengingat penyebaran Covid-19 sangat bergantung kepada mobilitas masyarakat, maka diharapkan jika potensi penularan Covid 19 dapat diketahui lebih dini masyarakat bisa bersikap lebih bijak dan hati-hati untuk memutuskan berkegiatan di luar rumah atau lebih memilih untuk tinggal di rumah saja,” tutup Polana. (Wan/WMG)