WartaDepok.com – Dalam rangka Haul Gus Dur ke-11 banyak kisah yang membekas bagi masyarakat.
Seperti yang diungkapkan Ketua MWC NU Bojongsari Ust. Badruddin, yang menilai Gus Dur sangat memuliakan anak yatim.
Ia mengaku, pada Senin 15 Ramadhan 1421 H/11 Desember 2000 mendapatkan undangan dari Kedubes Kuwait Jamal Annashofi.
Dirinya bersama Ketua Yayasan Darussalam Bpk H. Rachmat Setiawan dan 50 anak yatim. Seusai acara, Dubes meminta kepada dirinya dengan bahasa Arab agar datang kembali bersama lima anak yatim.
Terlebih lagi, saat itu Dubes menjadi orang tua asuh bagi lima anak yatim tersebut.
“Dalam hati saya, Alhamdulillah dalam satu Minggu dua kali diundang buka puasa. Tentunya, dengan menu makanan Timur Tengah dan juga Indonesia.
Alhamdulillah hampir tiap bulan waktu itu, kami dengan lima anak yatim diundang ke Kedutaan dan makan siang di Hotel Mariot,”ujar Ketua Yayasan Al-Kamilah, Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat ini.
Sesuai Waktu yang ditentukan pada Kamis, 18 Ramadhan 1421 H/14 Desember 2000. Dirinya bersama dengan pk.H. Rachmat Setiawan dan lima anak yatim tiba di depan rumah Pak Dubes di Kawasan Kuningan Jakarta.
Dirinya terkejut dengan pemandangan adanya Pengamanan Paspampres ketat. Dalam benaknya hanya terpikir di dalam rumah Dubes ada Presiden Gus Dur karena ada mobil berplat nomor RI 1.
Ternyata benar dugaannya, KH. Abdurrahman Wahid orang nomor satu di Indonesia berada di rumah tersebut. Tanpa berpikir panjang, ketujuh orang undangan undangan menghampiri Paspaspres.
“Tentu saja Paspampres tidak langsung percaya dengan kedatangan kami. Setelah mereka konfirmasi ke Pak Dubes, lima menit kemudian keluarlah Asisten Pribadi Pak Dubes Kuwait bernama Farhan.
Kebetulan sudah akrab dengan saya, beliau persilahkan kami masuk ke dalam rumah,”paparnya.
Badruddin mengaku saat di kediaman Dubes di tempat berbeda ruang tamu dengan Presiden.
Ia menambahkan, saat itu Gus Dur sedang berbincang empat mata bersama pak Dubes dengan Bahasa Inggris.
“Kami di ruang yang bersebelahan hanya mendengar dengan jelas tertawanya Pak Dubes berkali-kali karena guyonan Presiden Gus Dur,”paparnya.
Saat berbuka puasa bersama, dirinya berbeda tempat dengan Gus Dur.
Setelah Presiden pulang karena ada agenda lain, dirinya bersama undangan mendapatkan pelayanan yang ramah dari Pak Dubes dengan cara Bahasa Arab.
“Sekitar 10 menit kami berbincang-bincang terdengar suara telpon berbunyi dan Pak Dubes mengangkat telpon.
Pak Dubes menyampaikan bahwa Gus Dur telpon secara langsung menyampaikan permohonan maaf kepada kami dan anak yatim sebab, beliau lupa permisi dan berjabatan tangan. Gusdur sangat menyesal atas kejadian tersebut,”keluhnya.
Ia merasa terharu sekaligus kagum atas kejadian itu. Dalam hati, Badruddin menyebut Subhanallah betapa mulia Gus Dur.
Sebagai seorang Ulama besar sekaligus Presiden sangat menghormati orang biasa dan anak yatim.
“Apalagi, Gus Dur menyampaikan permohonan maaf secara langsung di saat itu juga. Padahal, itu bukan suatu kesalahan dan kami sangat memaklumi protokoler Kepresidenan.
Meskipun sebenarnya kami ingin bersalaman dan berpoto bareng dengannya. Sayangnya, kami juga belum memiliki hp dan tidak ada media yang meliput,”tandasnya.
Inilah bukti dihadapannya secara langsung, betapa Gus Dur mempunyai hati yang mulia, tulus, merakyat. Dan sangat banyak yang lainnya patut dicontoh. Allahu Yarham.