WartaDepok.com-Direktorat Riset dan Pengabdian pada Masyrakat (DRPM) mengelar kegiatan Pengembangan Kewirausahaan (PPK) di Institut Bisnis dan Informatika (IBI) Kosgoro 1957. Kegiatan bertujuan menciptakan wirausaha baru di kalangan mahasiswa.
“Kegiatan seminar mengambil topik Creating Young Entrepreneur dan Eksportir dari Rumah Capit yang dihadiri 237 peserta selain mahasiswa IBI Kosgoro 1957 dari tujuh kampus di Jakarta selatan dan para pengusaha muda,” ketua Program Pengembangan Kewirausahaan IBI-Kosgoro 1957 Enny Widayati di Jakarta, Senin (21/10).
Enny menyebutkan narasumber dalam kegiatan ini terdiri dari Kementerian Ristekdikti mewakikili DRPM Ir. Adhi Indra Hermanu, MT, Kementerian Perindustrian Direktur IKM Kimia Ir. Ratna Utariningrum, M.Si.dan Kynote speed Dr. Haswan Yunaz, Msi. MM Rekror IBI Kosgoro 1957. Kegiatan ini diharapkan lahir entrepreneur muda dari kampus ini.
“Metode pelaksanaan kegiatan dengan metode Partisipatory Action Learning System ( PALS) dengan memberikan pembekalan teori praktek,”
“Tentunya kepada mahasiswa yang mempunyai jiwa wirausaha kemudian planvisit dan magang dengan melihat dari dekat perusahaan yang menjalankan usahanya,” kata dia.
Selain itu para mahasiswa juga diberikan pendampingan dari para mentor mentor untuk memecahkan persoalan yang dialami di lapangan.
“Kemudian para mahasiswa diajarkan oleh tenan yang ada di kegiatan ini dengan membuat produk yang telah dipilih dan kemudian dilakukan workshop dan pameran,” katanya.
Dari seminar tersebut sambung Enny, banyak pertanyaan dari Politeknik APP Kementerian Perindustrian tentang ketertinggalan Indonesia dibidang Entrepreneur, sehingga Daya saing Indonesia di pasar internasional akan tertinggal dari Negara lain.
“Kegiatan ini sangat menarik seminar tersebut sehingga melebihi waktu yang telah ditentukan. (Pihak kami) dalam rangka meningkatkan jumlah entrepreneur , IBI Kosgoro 1957 mengembangkan Incubator Bisnis dengan bantuan dana dari Kementerian Perindustrian,” ulasnya.
Perlu diketahui sambung Enny, bahwa peran entrepreneur dalam memajukan bangsa sangat menentukan.
Indonesia saat ini telah terprogram yang menangani entrepreneur di lima kementerian salah satunya adalah Kemenristekdikti dengan mengucurkan dana untuk melahirkan entrepreneur muda dari kalangan mahasiswa.
“Hal tersebut telah terbukti yang dilakukan oleh Negara tetangga di tingkat Regional maupun di Negara Negara maju lainnya,” ucap dia.
Seperti Amerika, saat ini sudah lebih dari 12 persen penduduknya menjadi entrepreneur dalam setiap 11 detik lahir entrepreneur baru dan data menunjukan satu dari dua belas orang Amerika terlibat langsung dalam kegiatan entrepreneur.
Kemudian kata dia lagi, negara Jepang lebih sepuluh persen penduduknya sebagai wirausaha dan lebih dari 240 perusahaan Jepang skala kecil dan menengah.
“Padahal Jepang mempunyai luas wilayah yang sangat kecil dan sumber daya alam yang kurang mendukung namun dengan semangat dan jiwa entrepreneurnya menjadikan Jepang sebagai Negara terkaya di Asia,” paparnya.
Menurut dia, kewirausahaan memiliki peranan penting dengan kemampuan untuk menciptakan dan menyediakan produk yang bernilai tambah (value added) melalui keberanian mengambil resiko,kreativitas dan inovasi serta kemampuan manajemen untuk mencari dan membaca peluang.
“Dalam pembangunan ekonomi suatu negara kewirausahan mempunyai peranan penting,” tukasnya.
Dirjen Belmwa DIKTI Profesor Dr.Ismunandar dalam kesempatan itu memberikan pencerahan tentang program wirausaha secara nasional.
Ia mengatakan Pemerintah melalui Kemenristekdikti telah banyak skema untuk mencetak wirausaha antara lain Proram Pengembangan Wirausaha (PPK), Program Mahasiswa Wirausaha Indonesia (PMWI), Program Kreatifitas Mahasiswa Wirausaha (PKMK) , dan Incubator Bisnis.
“Dan masih banyak lagi ini dalam rangka mengurangi pengangguran dan menciptakan lapangan kerja. Setiap tahun ratusan ribu lulusan menganggur hal ini dikarenakan jumlah lulusan dan peluang kerja tidak seimbang,” kata dia.
Diutarakan dia, data Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pemangangguran terdidik saat ini Tingkat penggangguran terbuka (TPT) per Februari 2019 berjumlah 6,82 juta orang. (Wan/WD)