WartaDepok.com – Juru Bicara Tim Gugus Tugas Penanganan dan Percepatan Covid – 19 Kota Depok Dadang Wihana mengatakan Pemerintah Kota Depok menerangkan konsep pendekatan kultural dan dinilai cukup efektif saat hari raya Idul Fitri nanti.
Pemerintah Kota Depok juga telah mengeluarkan instruksi serupa, yaitu program perduli kepada tetangga atau nyaba online.
“Muatan – muatan instruksi tersebut, sama dengan pendekatan kultural dan sudah disebar ke seluruh Kelurahan, maupun Kecamatan di Kota Depok,” kata Dadang di Diskusi Daring Instran, perihal antisipasi pemudik lokal saat Hari Raya Idul Fitri 1.441 Hijriah lintas wilayah Jabodetabek, Rabu 6 Mei 2020.
Sementara itu, pengamat Sejarah asal Kota Depok JJ Rizal mengatakan mudik lebaran merupakan peristiwa budaya dan sudah menjadi kebiasaan turun temurun di masyarakat. Sehingga, diperlukan pendekatan khusus untuk mencegah mereka pulang ke kampung halaman.
“Salah satunya orang Betawi yang berada di wilayah Jabodetabek ada ungkapan kita bekerja mencari uang selama 11 bulan, maka dalam satu bulan (Ramadhan dan Idul Fitri) dihabiskan untuk mencari Ridho dan berkah.
Berkaca dari hal ini, maka harus ada solusi bagaimana pemerintah melakukan pendekatan dan niatan kampanye kultural kebudayaan secara besar – besaran,” Ucap JJ Rizal dalam Diskusi Daring Instran, perihal antisipasi pemudik lokal saat Hari Raya Idul Fitri 1.441 Hijriah lintas wilayah Jabodetabek, Rabu 6 Mei 2020.
Rizal menuturkan, pendekatan dari sisi struktur kebudayaan pada setiap kampung di seluruh wilayah Jabodetabek menjadi salah satu alternatif yang bisa dilakukan pemerintah daerah, selain menetapkan larangan untuk tidak mudik.
“Dalam konteks ini, bisa merangkul tokoh agama dan tokoh masyarakat yang memiliki kekuatan di wilayah untuk membuat pernyataan kultural, yang menghimbau dan mengajak agar tetap tinggal dan tidak perlu pulang ke kampung halaman,” paparnya.(Wan/WD)