WartaDepok.com – Pandemi COVID-19 telah memasuki masa transisi PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) menuju new normal atau era adaptasi normal dan bertepatan dengan momen liburan siswa sekolah menuju semester gasal.
Momen liburan sekolah biasanya dimanfaatkan orang tua untuk menyelenggarakan sirkumsisi atau “sunatan” untuk anak lelaki mereka.
Edukasi dan informasi mengenai sirkumsisi dalam masa adaptasi normal sangat diperlukan masyarakat.
Oleh karena itu, sebagai wujud pengabdian dan upaya edukasi Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) kepada khalayak luas, pada Rabu 8 Juli 2020 seminar awam bulanan yang dilaksanakan secara virtual bertajuk Bicara Sehat Ke-19: Sirkumsisi Anak saat Pandemi COVID-19 kembali digelar.
Sunat atau sirkumsisi diyakini oleh sebagian besar masyararakat Indonesia yang menganut agama islam sebagai salah satu wujud melaksanakan perintah agama.
Secara kesehatan, sirkumsisi dilakukan sebagai bentuk pencegahan infeksi atau pengobatan untuk kondisi kesehatan tertentu.
Dalam kondisi pandemi COVID-19, sirkumsisi harus dilakukan secara profesional di pusat pelayanan kesehatan yang mumpuni, terstandar dan mempunyai protokol kesehatan yang jelas untuk mencegah penularan COVID-19.
Hendaknya untuk setiap RS, klinik, ataupun rumah sunat memastikan keamanan baik untuk pasien dan tenaga kesehatan yang mengerjakan.
Hal tersebut sebaiknya perlu diwaspadai karena saat ini masih terdapat orang-orang terinfeksi namun tanpa gejala atau kita kenal dengan OTG.
dr. Tri Hening Rahayatri, Sp.B, Sp.BA selaku narasumber pertama dalam acara tersebut menyampaikan bahwa dalam masa pandemi ini, sirkumsisi aman bila dikerjakan oleh tenaga kesehatan yang berpengalaman dan di fasilitas kesehatan yang memiliki standar tinggi dalam pencegahan COVID-19.
Dokter spesialis bedah anak RSUI dan juga Staf Pengajar Departemen Ilmu Bedah FKUI/RSCM itu juga menyebutkan bahwa sirkumsisi harus segera dilaksanakan dan tidak dapat ditunda jika terdapat indikasi atau keadaan khusus yang mempengaruhi kesehatan anak.
“Selama masa pandemi, sebelum dilaksanakan sirkumsisi pasien wajib menjalani rangkaian pencegahan COVID-19 seperti skrining kesehatan, rapid test, atau swab PCR, disesuaikan dengan kondisi pasien,” ujar dokter Heni.
Lebih lanjut, dr. Heni juga menjelaskan mengenai berbagai metode sirkumsisi yang dapat dilakukan.
“Semua metode dapat dilakukan tergantung pada keahlian masing-masing yang mengerjakannya. Di RSUI sendiri lebih memilih metode konvensional. Pada teknik konvensional, kita bisa lihat apa yang kita kerjakan dan pastikan area yang disirkumsisi. Untuk teknik laser perlu berhati-hati, karena dasarnya menggunakan kauter, sehingga bisa menyebabkan komplikasi seperti terpotongnya kepala penis dan luka bakar.” terang dr. Heni.
Di era Pandemi, sirkumsisi bisa saja mesti dilakukan untuk pasien dengan COVID-19.
Pada keadaan demikian, ujarnya, RSUI merupakan salah satu RS yang memiliki ruangan khusus dengan tekanan negatif untuk mencegah penularan.
Lebih lanjut, COVID-19 disebutkan tidak mempengaruhi penyembuhan luka, namun COVID berpengaruh pada kondisi pasien secara keseluruhan.
Kesiapan anak, kesiapan orang tua, kesiapan waktu dan kesiapan mejelang pelaksanaan sirkumsisi sangat penting juga untuk diperhatikan.
Menurut pembicara kedua, *Ns. Ahmad Fauzi, S.Kep*, yang bertugas sebagai perawat anestesi di ruang operasi RSUI.
“Kemauan anak, kondisi fisik anak dan kondisi psikologis wajib untuk dipertimbangkan sebelum sirkumsisi dilaksanakan.
Orang tua dihimbau untuk memfasilitasi kenyamanan anak sebagai salah satu perawatan pasca-sirkumsisi dengan menyediakan pakaian yang nyaman.
Mengenai perawatan pasien pasca sirkumsisi, kita perlu mempertimbangkan dan menyesuaikan dengan bagaimana teknik sirkumsisi yang dilakukan.”
dr. Dyandra Parikesit, B.Med.Sc, Sp.U sebagai moderator memimpin 90 menit acara tersebut secara apik dan mengundang antusiasme dari peserta.
Antusias peserta dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan selama acara berlangsung. dr. Dyandra menyimpulkan bahwa selama pandemi COVID-19, sirkumsisi tetap dapat dilakukan dengan aman.
RSUI sebagai salah satu rumah sakit rujukan COVID-19 menyelenggarakan sirkumsisi dengan mempunyai sistem screening atau penapisan untuk semua pasien, karyawan dan pengunjung sehingga penularan COVID-19 dapat dicegah dengan efektif.
Pelaksanaan acara secara daring ini diikuti oleh peserta berasal dari seluruh daerah. Jajak pendapat yang dilaksanakan setelah acara menyebutkan bahwa sebagian besar peserta puas dengan penyampaian materi dari narasumber dan pemilihan tema sangat hangat serta variatif.
RSUI berharap kegiatan seperti ini dapat terus dikembangkan sebagai bentuk komitmen RSUI dalam mendukung dan menggerakan aktivitas pelayanan kesehatan melalui pendekatan keluarga dan komunitas yang menarik dan mudah dipahami oleh masyarakat. (wan/Humas RSUI)