WartaDepok.com – Implementasi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara mutlak diperlukan. Sayangnya, masih banyak dari masyarakat yang menganggap sepele Pancasila.
Dengan kata lain, Pancasila hanya dimaknai sebatas biasa saja, tidak didalami sebagai dasar dan falsafah seseorang dalam menjalani aktivitasnya di masyarakat.
Untuk itulah, pertemuan Jokowi-Prabowo kemarin harus dijadikan momentum meningkatkan kesadaran dan kepekaan bangsa Indonesia, bahwa esensi terpenting adalah NKRI. Tak ada lagi 01 maupun 02.
Pernyataan tersebut disampaikan Ketua Dewan Pembina Gerakan Marhaen Pecinta Tanah Air (Gempita), Totok Sardjono.
Towels-sapaannya- meningatkan kepada seluruh elemen masyarakat, terutama generasi muda, agar memperkuat pemahahamannya terhadap Pancasila.
“Karena apa? ancaman dan tantangan bangsa ke depan semakin berat. Makin kompleks. Maka dari itu, jadikan Pancasila sebagai dasar pijakan kita semua. Hilangkan sekat politik, dendam politik. Pidato Visi Indonesia Jokowi cermin bagaimana beliau mengajak kita untuk ‘move on’. Back to Pancasila, Persatuan Indonesia,” ujar dia kepada WartaDepok.com di Depok, Minggu (21/7).
Towels yang juga seorang Marhaenis ini menilai belakangan semangat generasi muda dalam memaknai Pancasila berada di titik nadir. Bahkan, tak sedikit dari mereka yang sama sekali belum tahu soal Pancasila.
“Miris jadinya. Pancasila yang notabene pilar kebangsaan, justru mulai dilupakan oleh kaum yang menjadi tumpuan bangsa di masa depan. Pak Jokowi secara tidak langsung mengingatkan dalam pidatonya,” tegas pria yang juga Fungsionaris PDIP Depok tersebut.
Towels berharap pidato Jokowi tidak sekadar dimaknai seremonial semata. Tetapi dijadikan pelecut bagi seluruh Bangsa Indonesia untuk memperdalam serta mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
“Ketika semua sudah sadar, paham, dan meresapi Pancasila, maka cita-cita luhur bangsa akan tercapai,” tutup dia. (wan/WD)