WartaDepok.com – Lebih dari satu dasawarsa, pertumbuhan Kota Depok dianggap stagnan. Ya, selama tiga periode kepemimpinan terakhir,tak ada sesuatu yang berkembang secara signifikan. Yang terjadi adalah peningkatan kemacetan, persoalan sampah yang kian pelik, hingga urusan amburadulnya tata kota.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Banteng Muda Indonesia (BMI) Kecamatan Pancoranmas, Rudi Derek ketika mengomentari soal perkembangan Depok dalam 15 terakhir.
“Mentok (perkembangan Depok). Saya pikir harus ada perubahan,” ujar dia kepada awak media, Rabu (5/12).
Rudi menyebut salah satu faktor mandeknya Depok karena tak ada ahli yang betul-betul paham secara komprehensif, mengenai seluk-beluk Depok.
“Depok ini kompleks, kayak Jakarta. Secara geografis jadi perbatasan Ibu Kota. Artinya mobilitas manusia dan bisnisnya luar biasa. Seperti Bekasi,” beber dia.
“Nah, saya lihat 15 tahun terakhir ini Depok dipimpin orang-orang dari partai politik. Dan hasilnya gagal saya pikir. Butuh kombinasi kepemimpinan,” lanjut Rudi.
Rudi menegaskan para figur yang maju dalam Pilkada Depok 2020, terutama para politikus, harus menggandeng sosok-sosok akademisi dan ahli. Misalnya saja dari kalangan birokrat.
“Ada nama Pak Hardiono (Sekretaris Daerah). Saya pikir beliau mumpuni dan pengalamannya tak usah diragukan,” kata Rudi.
Dia yakin figur seperti Hardiono bisa memberikan warna baru dalam Pilkada Depok 2020. “Maka dari itu, BMI mendukung Hardiono untuk maju dalam Pilkada Depok 2020. Beliau sangat mampu dan kompeten memimpin Depok ke depan. Birokrat yang sangat paham mengenai tata kelola pemerintahan,” pungkasnya.(zan/WD)
