WartaDepok.com – Hasil survei Pilkada Depok 2020 versi Klinik Digital Vikasi Universitas Indonesia, menempatkan musisi Iwan Fals ungguli petahana yakni Mohammad Idris (Wali Kota Depok) dan Pradi Supriatna (Wakil Wali Kota Depok).
Peneliti Klinik Digital Vokasi UI, Devie Rachamawati menjelaskan, nama Iwan Fals ini unggul sementara dengan petahana, karena pencipta lagu Bento ini sudah memiliki popularitas yang tinggi.
“Hasilnya warga Depok tahu Iwan Fals sebagai musisi legenda, dan kebanyakan ingin figur baru memimpin kota ini,” kata Devie kepada wartadepok.com, Minggu (15/9).
Pelantun lagu ‘Bongkar’ ini kata dia, telah mendapat dukungan persentase 13 persen dari warga kota Depok. Disusul dengan Mohammad Idris (Wali Kota Depok saat ini) yang mendapatkan persentase 12 persen, dan Pradi Supriatnya (Wakil Wali Kota Depok saat ini).
“Iwan Fals besar karena status legendarisnya sebagai seorang musisi yang banyak dikenal masyarakat. Sementara Idris dan Pradi adalah wali kota-wakil wali kota Depok yang memimpin sekarang. Keduanya diuntungkan karena intensitas sosialisasi kepada masyarakatnya tinggi,” ujar Devie.
Lebih lanjut Devie mengatakan, dari ketiga nama hasil dari survei ada 48 persen yang masih belum bisa menentukan.
Artinya, warga Depok inginkan figur baru memimpin Kota Depok yang lebih baik dengan alasan kota ini aman dari kriminalitas dan narkoba yang dikenal begal dan lainya.
“Bicara lawan terberat ketiga nama ini, salah satunya Iwan Fals yaitu partai politik yang mengusung calon wali kota yang bisa menyelesaikam permasalahan satu sampai dua tahun. Dan lawanya siapa saja,” kata dia.
“(Iya ) melihat angka 48 persen ini kelihatan incumbent sudah tak dipercayakan lagi.Warga Depok Ingin kan Slsosok baru untuk memimpin Depok,” kata dia.
Devie menambahkan, petahana ini bisa melampaui Iwan Fals dengan menangkap kegelisahan warga dan memiliki revensi keinginan publik yang lebih baik.
“Tergantung lawan politiknya. Survei ini masih bisa berubah, karena masih ada ruang kosong di 48 persen ini, ” kata dia.
Sebelumnya, Devie Rachmawati mengatakan yang perlu dicermati adalah mayoritas sikap warganet alias netizen.
Berdasar hasil siginya, ada 48 persen yang tak begitu peduli tentang siapa yang memimpin Depok selanjutnya.
“Mereka hanya menginginkan yang terpenting pemimpin ke depan bisa lebih baik. Membenahi persoalan-pesoalan krusial seperti kriminalitas, pendidikan berkualitas, dan kesehatan,” jelas Devie Rachmawati.
Dalam kesempatan itu, Devie Rachmawati juga mengungkapkan soal masalah yang paling banyak dibahas netizen. Pertama soal tingkat kriminalitas dengan persentase 29 persen, pendidikan berkualitas 22 persen, penanganan banjir 11 persen.
“Ini bisa menjadi masukan bagi siapapun yang akan bertarung dalam kontestasi Pilkada Depok nanti,” cetusnya.
Adapun selain ketiga nama di atas, dalam survei juga muncul nama-nama seperti Nuroji (Politikus Senior Gerindra dan Anggota DPR-RI), Hendrik Tangke Allo (Ketua DPC PDI Perjuangan/DPRD Depok), Imam Budi Hartono (Politikus PKS/DPRD Jawa Barat), dan Babai Suhaimi (Politikus PKB /DPRD Depok).
Mereka masing-masing mendapat persentase 3 persen, kecuali Nuroji yang memperoleh 4 persen.
“Klinik Digital Vokasi UI mengamati perilaku pengguna Instagram akun Depok24Jam. Total ada sekitar 2800 responden yang diriset. Pemilihan akun Depok24Jam dilatari sejumlah faktor. Di antaranya jumlah followers yang tinggi, sekitar 250 ribu akun, di mana kesemuanya bersifat organik atau murni alias bukan bot/robot,” pungkasnya.(wan/WD)