WartaDepok.com – Menjelang pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok pada 2020 ada beberapa lembaga survei mengeluarkan hasilnya risetnya.
Hasilnya menujukan bahwa warga Kota Depok ingin dipimpin oleh orang baru untuk pembangunan kota ini yang lebih baik kedepan.
Terbaru hasil survei juga dikeluarkan oleh Masyarakat Madani Peduli Depok yang bekerjasama dengan Center For Social Political Economic And Law Studies (CESPELS) .
Hasilnya bahwa sebagaian besar masyarakat Kota Depok 50, 4 persen berharap pembangunan di Kota tersebut bisa lebih baik dengan memberi kesempatan kepada tokoh baru.
“Sementara sisanya yaitu 49.6 persen memberi kesempatan lagi pada pemimpin daerah saat ini, ” kata ketua Masyarakat Madani Peduli Depok, Abdul Rohim Marbun ketika ditemui di salah satu kafe Jalan Margonda Depok, Jumat (10/1/2020).
Ia mengatakan survei yang dilakukan secara kuantitatif pada 16 sampai 19 Desember 2019 lalu kepada masyarakat Depok yang tersebar di 11 kecamatan.
Jumlah responden yang diambil sebut dia, sebanyak 658 orang.
“Kita berhasil mengumpulkan data data ini yang didapat dari spektrum yang sangat majemuk. Dengan melalui metode wawancara langsung melalui kuesioner, wawancara informan, dan studi literatur terkait.
“Data didapat ini data yang objektif, faktual, dan layak mewakili keseluruhan masyarakat Depok yang heterogen,” kata dia.
Selain hasil survei masyarakat Depok inginkan pemimpin baru, pihaknya juga berhasil memetakan tiga masalah utama yang paling meresahkan.
Ketiga masalah utama itu pertama kemacetan, hasilnya, 28, 9 persen menilai kemacetan dianggap sangat serius, 26, 1 persen dinilai serius dan cukup serius.
“Sedangkan 18 persen yang menilai kemacetan di Depok tidak masalah, ” ucap dia.
Kedua pengangguran, di mana 21 persen masyarakat Depok menganggap ini menjadi masalah yang sangat serius.
Sedangkan, 34 persen menilai serius dan 29 persen menilai masalah ini cukup serius.
“Hanya 14 , 3 persen masyarakat Depok yang menilai tingkat pengangguran tidak masalah,” paparnya.
Ketiga masalah kemiskinan, masalah ini kata dia mendapatkan nilai 35 persen cukup serius, dan 29, 3 persen menilai serius.
“Dan 16.7 persen menilai sangat serius dan 17.8 persen sisanya tidak serius, ” kata dia.
Hasil survei lainya tambah dia, bahwa persepsi masyarakat tentang kesesuaian capaian pembangunan Depok dengan program lima tahun adalah 68,2 persen belum tercapai. Sedangkan 31, 8 persen lainya menilai sudah tercapai.
“Sebenarnya tidak hanya tiga masalah utama yang kami survei. Tapi juga ada masalah lainya seperti, sampah, pendidikan, kesehatan, kejahatan, narkoba, dan seks bebas. Ini menjadi latar belakang timbulnya keresahan warga Depok yang berpendapat bahwa Depok tidak berhasil menjadi kota yang sesuai visinya yaitu kota yang unggul, nyaman, dan religius, ” pungkasnya. (Wan/WD)