WartaDepok.com – Tiga tokoh menempati posisi teratas dalam survei Pilkada Depok 2020 versi Klinik Digital Vokasi Universitas Indonesia. Ketiganya adalah musisi Iwan Fals, Mohammad Idris (Wali Kota Depok), serta Pradi Supriatna (Wakil Wali Kota Depok).
Dalam survei bertajuk “Persepsi Netizens Pra Pilkada Depok 2020’, Iwan Fals mendapat persentase 13 persen. Sementara Idris memperoleh 12 persen, unggul dua persen atas Pradi.
“Iwan Fals seperti diketahui seorang publik figur. Namanya besar di kancah musik. Sementara Idris dan Pradi adalah walikota-wakil walikota Depok yang memimpin sekarang. Keduanya diuntungkan karena intensitas sosialisasi kepada masyarakatnya tinggi,” ujar Peneliti Klinik Digital Vokasi UI, Devie Rachmawati di kawasan Margonda, Jumat (13/9).
Devie mengatakan yang perlu dicermati adalah mayoritas sikap para netizens. Berdasar hasil siginya, ada 48 persen yang tak begitu peduli tentang siapa yang memimpin Depok selanjutnya.
“Mereka hanya menginginkan yang terpenting pemimpin ke depan bisa lebih baik. Memahami persoalan-pesoalan krusial seperti kriminalitas, pendidikan berkualitas, dan kesehatan,” beber perempuan yang dikenal sebagai Pengamat Sosial tersebut.
Dalam kesempatan itu, Devie juga mengungkapkan soal masalah yang paling banyak dibahas netizens. Pertama soal tingkat kriminalitas dengan persentase 29 persen, pendidikan berkualitas 22 persen, penanganan banjir 11 persen.
“Ini bisa menjadi masukan bagi siapapun yang akan bertarung dalam kontestasi Pilkada Depok nanti,” cetusnya.
Adapun selain ketiga nama di atas, dalam survei juga muncul nama-nama seperti Nuroji (Politikus Senior Gerindra dan Anggota DPR-RI), Hendrik Tangke Allo (Ketua DPC PDI Perjuangan/DPRD Depok), Imam Budi Hartono (Politikus PKS/DPRD Jawa Barat), dan Babai Suhaimi (Politikus PKB/DPRD Depok). Mereka masing-masing mendapat persentase 3 persen, kecuali Nuroji yang memperoleh 4 persen.
Tak Peduli Latar Parpol
Devie memaparkan, dalam survei juga terungkap jika responden tak terlalu memusingkan soal latar belakang pemimpin ke depan. Sekalipun memang ada ekspektasi dari sejumlah netizens terhadap pemimpin dari background tertentu.
“48 persen warga tak peduli latar belakang siapa pemimpin Depok. Kemudian 14 persen ingin dari pengusaha. Sementara hanya 2 persen yang mengingkan birokrat atau PNS,” tambah dia.
“Untuk alasan pengusaha, netizens melihat Depok butuh dipimpin oleh orang yang paham mengenai ekonomi. Mereka mengaosiasikan pengusaha bisa dan mampu untuk itu,” lanjut dia.
Sementara untuk asal partai, PKS masih unggul. Ya, sekitar 14 persen netizens memilih pemimpin ke depan berasal dari partai dakwah tersebut. Selanjutnya PDIP 14 persen, Gerindra 12 persen, Golkar 2 persen, dan koalisi 3 persen.
“Tapi tetap, penting untuk dicermati kalau mayoritas netizen tak peduli dengan latar parpolnya. Angkanya 57 persen,” jelas Devi.
Adapun terkait metode survei, Klinik Digital Vokasi UI mengamati perilaku pengguna instagram akun Depok24Jam. Total ada sekitar 2800 responden yang diriset.
Pemilihan akun Depok24Jam dilatari sejumlah faktor. Di antaranya jumlah followers yang tinggi, sekitar 250 ribu akun, di mana kesemuanya bersifat organik (murni alias bukan bot/robot).
“Depok24Jam sekarang sudah bertransformasi menjadi semacam ‘kotak saran digital’ warga Depok. Menjadi jembatan warganya dalam menyampaikan segala hal,” pungkas Devi.(mam/wan/WD)