WartaDepok.com – WhatsApp yang didukung oleh induknya Facebook, memperkarakan NSO Group ke pengadilan. Perusahaan asal Israel itu dituding bertanggungjawab membuat software mata-mata atau spyware yang mampu membaca pesan terkirim di WhatsApp.
Serangan yang ditujukan terutama pada aktivis, pejabat sampai jurnalis itu dilancarkan Mei silam. Setelah dianalisis, WhatsApp meyakini spyware yang ditanamkan ke ponsel hanya dengan panggilan video, didalangi oleh NSO Group.
“Sekarang, setelah beberapa bulan investigasi, kami bisa mengatakan siapa yang berada di balik serangan ini. Kami telah mendaftarkan komplain ke pengadilan federal yang menjelaskan apa yang teradi dan menghubungkan intrusi itu pada perusahaan teknologi internasional yang disebut NSO Group,” sebut Head of WhatsApp, Chris Cathcart.
NSO Group menyediakan spyware yang disebut sebagai Pegasus itu ke pihak tertentu, misalnya pemerintah dan menyatakan tujuannya baik, yaitu menangkal kejahatan dan terorisme. Apapun itu, WhatsApp sudah mengakui aplikasinya telah diserang.
Pertanyaannya adalah, apa pengguna WhatsApp kebanyakan patut merasa khawatir? Pengamat keamanan mengatakan tak perlu takut.
“Ini ketakutan berlebihan. Masalah ini ramai karena jumlah pengguna WhatsApp yang sangat banyak dan kesannya celah keamanannya sangat seram,” kata Alfons Tanujaya, ahli keamanan cyber dari Vaksincom ketika menanggapi serangan tersebut belum lama ini.
“Secara teknis memang seram kalau kita cuma ditelepon lalu bisa disusupi spyware. Tapi itu tools mata-mata. Pegasus Finfisher. Sasarannya bukan orang awam,” jelas Alfons.
Dia mengatakan, para pengguna yang menjadi sasaran bukanlah pengguna biasa, melainkan orang-orang yang masuk kategori high profile seperti pejabat negara, presiden, Menteri, dan lain-lain. Mereka ini tentunya sudah melindungi dan dilindungi dengan sangat baik.
“Kalau masyarakat awam yang diserang, nggak balik modal. Tools-nya mahal sekali dan hanya untuk kalangan terbatas. Yang diserang ratusan juta pengguna. Dari kelayakannya tidak logis dan tidak perlu menjadi kekhawatiran berlebih,” ujar Alfons.
Terlebih setelah mendeteksi adanya serangan itu, WhatsApp telah menambal celah keamanan yang ada. Artinya, potensi serangan itu semakin minim.
Saat ini, WhatsApp telah menghubungi ribuan korban serangan dari spyware NSO Group dan menjelaskan apa yang terjadi. Nama mereka tak disebutkan, tapi besar kemungkinan banyak di antaranya adalah orang penting.
“Kami mengirim pesan khusus WhatsApp ke sekitar 1.400 user yang kami takini terimbas dari serangan ini dan secara langsung menginformasikan apa yang terjadi,” sebut WhatsApp.