Opini

Denyut Nadi Majelis Taklim di Masa Pandemi

636
×

Denyut Nadi Majelis Taklim di Masa Pandemi

Sebarkan artikel ini

Oleh : Cucu Sumiati*

WartaDepok.com – Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT dengan penuh keberserahan diri memanjatkan doa agar senantiasa dijauhkan daripada marabahaya wabah corona.

Semoga Allah menjauhkan kita dari wabah ini sebagaimana Allah jauhkan antara timur ke barat.

Hingga awal tahun ini sebaran warga yang terpapar corona makin membumbung tinggi. Kita tak bisa main-main memandang bencana global yang semakin berkecambuk ini.

Untuk itu marilah kita sama-sama kembali kepada Al Quran dalam melihat situasi ini.

Sesuai kalam Allah di dalam Al Quran Surah al Anbiya ayat 35 bahwasanya Allah akan menguji kita semua melalui dua pintu yakni keburukan dan kebaikan.

“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami.” (QS. Al-Anbiya 21: Ayat 35).

Ujian yang berupa keburukan bisa datang melalui penyakit, kesulitan ekonomi bahkan rasa takut dan lain sebagainya, sementara ujian berupa kebaikan bisa hadir melalui kesehatan, ilmu pengetahuan, persaudaraan hingga nikmat dan lain sebagainya.

Sesuai ayat tersebut diterangkan bahwa semua kesulitan dan kebaikan yang diuji Allah itu merupakan sarana pendidikan agar kita menjadi insan yang terdidik sehingga kita bisa terus menjadi kekasihNya yang lebih baik lagi terutama dalam beribadah kepada Allah SWT.

Kita semua tahu bahwa kondisi saat ini semua menjadi serba sulit diantaranya di dunia pendidikan formal dan keagamaan. Kita sulit untuk mendapatkan ilmu secara langsung tatap muka bersama guru – guru tercinta. Semua dilakukan secara virtual jarak jauh memanfaatkan teknologi yang ada.

Salah satunya kegiatan belajar dan mengajar di Majelis Taklim Faizatul Wafiyah, Perumahan Lembah Griya Indah, Cipayung Jaya, Kota Depok yang kami asuh pun mengalami dampak yang sama dari merebaknya wabah ini.

Pada masa awal pandemi sempat mengalami ujian yang sangat berat karena Kota Depok masuk dalam salah satu kawasan zona merah, bahkan penyintas Covid 19 pertama di Indonesia pun berasal dari warga Kota Depok.

Hal tersebut tentu mengakibatkan seluruh sendi kegiatan yang bersifat kerumunan massa seperti ibadah berjama’ah dan kegiatan Majelis Taklim untuk sementara waktu tidak dapat dilaksanakan dan beribadah dapat dilakukan di rumah masing-masing atas arahan Pemerintah Kota Depok dan MUI Kota Depok sebagai ikhtiar memutus rantai penularan Covid 19.

Selama tujuh bulan terhitung sejak Maret 2020 hingga September 2020, Majlis Taklim terpaksa kami liburkan.

Memasuki medio Oktober 2020 karena desakan dari warga di lingkungan kami pun menghadap langsung ke Satgas Covid – 19 di lingkungan RW 09 tempat saya tinggal untuk meminta izin membuka kembali kegiatan Majelis Taklim kaum ibu maupun anak-anak.

Setelah berkoordinasi dan menimbang dengan matang akhirnya kami mendapatkan izin dari Ketua Satgas Covid di Lingkungan RW tempat kami tinggal, namun dengan syarat kami harus tetap mematuhi protokol kesehatan pencegahan anti Covid – 19 yakni 3 M, menggunakan masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan secara berkala.

Kami pun mengatur jadwal masuk para santri sehingga tidak terjadi penumpukan dan kegiatan belajar mengajar bisa dilakukan dengan tetap menjaga jarak satu sama lainnya.

Setelah kembali aktif kondisi Majelis Taklim Faizatul Wafiyah di masa Pandemi justru semakin seru, bahkan menambah semangat dalam menuntut ‘ilmu.

Dengan adanya Pandemi ini tidak serta merta menyurutkan semangat dan mahabbah belajar kaum Muslimin dan Muslimat, baik kaum ibu maupun anak-anak justru semakin rajin dalam belajar dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Ada hal yang menarik karena jamaah yang sudah memasuki usia lanjut tetap kekeuh ingin ikut kegiatan Majelis Taklim, tetapi karena mereka memasuk usia rentan terpapar corona maka kami harus bisa memberikan pemahaman situasi yang terjadi karena sebagai pengasuh Majelis Taklim tentu kita harus bersikap bijaksana.

Ada lagi hal yang seru dalam penerapan protokol anti covid di kalangan anak-anak Majelis Taklim karena sudah kami terapkan Physical Distancing namun lama-kelamaan mereka tetap saja kembali berdekatan, bahkan yang paling seru lagi kami dibuat harus kerja ekstra dengan tingkah atau kebiasaan anak-anak yang belajar sambil bermain.

Jadi mereka menggunakan masker tapi mereka belum bisa menjaga jarak secara mandiri bahkan mereka bertingkah seperti biasanya bercanda dan saling kontak tangan oleh sebab itu kami para pengajar pun harus bekerja ekstra untuk mengawasi santri-santri untuk memastikan protokol anti covid 19 dapat diterapkan dengan baik di lingkungan majelis taklim.

Kami terus berupaya menerapkan protokol kesehatan di Majlis Taklim karena sebagai pengasuh kita harus bisa mengajarkan para santri tentang pola hidup sehat dan yang terpenting memahami tentang hukum mentaati pemerintahan itu wajib hukumnya selama tidak berlawanan dengan syari’ah Islam dan menerapkan protokol kesehatan bagi kami merupakan salah satu ikhtiar dalam menjaga diri dari bahaya Covid 19.

Semoga kita semua bisa lebih baik lagi dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, dalam bersilaturahmi dan menyikapi ujian dari Allah kepada kita dalam segala hal termasuk terbiasa dengan pola hidup sehat.

Bagi kaum mukmin dan mukminat covid merupakan ujian yang diberikan Allah untuk kita agar bisa menjadi bahan pelajaran. Jika kita selamat dari wabah ini kelak di hari esok bisa kita ceritakan ke generasi berikutnya sebagai bahan pelajaran kehidupan.

Jangan sampai malah dengan adanya covid ini keimanan kita malah terkikis dan mejadi ingkar karena kurang bijak dalam menyikapi ujian dari allah ini sebagai musibah. Karena ujian ini merupakan ujian terbaik dari Allah SWT untuk meningkatkan derajat kita semua.

*Mahasiswi STAI al Aqidah al Hasyimiyyah Jakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *