WartaDepok.com – Indonesia Negara yang mempunyai populasi cukup besar dengan penduduk pada tahun 2019 menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) berjumlah 266,91 juta jiwa.
Indonesia saat ini sedang menikmati masa bonus demografi di mana jumlah penduduk usia produktif lebih banyak dari usia tidak produktif, yakni lebih dari 68% dari total populasi.
Kelompok umur 15-64 tahun (usia produktif) sebanyak 183,36 juta jiwa atau sebesar 68,7% dan kelompok umur lebih dari 65 tahun (usia sudah tidak produktif) berjumlah 17,37 juta jiwa atau sebesar 6,51% dari total populasi.
Jumlah entrepreneur di Indonesia masih tertinggal ketimbang negara-negara lain. Berdasarkan Global Entrepreneurship Index (GEI), Indonesia ada di urutan ke 97 dari 136 negara. Berada di bawah Thailand, Malaysia, dan Vietnam.
Dari data tersebut diatas Direktorat Pengabdian pada Masyrakat DRPM DIKTI mempunyai strategi untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dengan membuat Program Pengembangan Kewirausaha (PPK) ini dapat memberikan angin segar bagi setiap kampus yang mau melakukan kegiatan pengembangan kewirausahaan.
Kampus IBI Kosgoro 1957, merupakan institusi pendidikan yang mendapat kesempatan untuk melakukan kegiatan pengembangan kewirausahaan, dan target kegiatan PPK ini adalah
1) Mengembangangkan jiwa wirausaha bagi mahasiswa dengan cara memberikan bekal melalui
(a) pemberian pengetauan teori konseptual manajerial tentang wirausaha dengan mengadakan pelatihan.
(b) melatih mahasiswa tentang menciptakan peluang usaha
(c) Menciptakan wirausaha baru dan mandiri
2) Meningkatkan ketrampilan manajemen bina usaha.
3) Menciptakan metode pelatihan kewirausaha dan jenis usaha yang cocok untuk mahasiswa.
4) Magang diperusahaan industry sesuai dengan minat tenant.
Kegiatan ini dimulai dengan sosialisasi adanya kegiatan PPK, dengan sasaran agar mahasiswa tertarik untuk ikut seleksi(Recruitmenttenant)untuk mendapatkan mahasiswa yang betul-betul mempunyai minat wirausaha.
Jenis usaha yang akan dihasilkan dari kegiatan ini 4 jenis usaha baru terbagi dalam empat kelompok, yaitu:
1) produk budidaya kroto,
2) produk kuliner masakan/katering dan pembuatan kue, produk olahan ayam dan ikan berupa naget,bakso ,
3) produk merchandise (barang dagangan yang berbentuk sablon, dengan bahan dasar seperti muk, tysert, jaket, sovenir dan masih banyak lainnya)
4) Make up artis yang dapat dikembangkan menjadi jasa rias pengantin. Kegiatan ini rencananya akan dilakukan selama tiga tahun.
Dampak dari kegitan ini adalah, 1) Setiap tahunnya menghasilkan wirausaha baru yang mandiri setelah mengikuti, pelatihan, workshop/seminar, magang dan pameran 2) Pengembangan produk wirausaha yang inovatif, dimana telah mulai dirintis oleh mahasiswa, dari hasil inovasi produk lama menjadi produk yang baru.
Program Pengembangan Kewirausahaan (PPK), ini setiap tahunnya akan membina 20 tenan yang merupakan calon wirausaha dan diharapkan mendapatkan 5 (lima) tenan atau lebih yang siap menjadi wirausaha baru yang mandiri yang merupakan binaan IBIK 1957.
Pelaksanaan kegiatan ini akan dilakukan dengan metode Participatory Action Learning system (PALS).Metode ini merupakan prinsip dasar dan pendekatan yang akan dilakukan dengan melibatkan para tenan dimana untuk pembelajaran yang cukup aktif dalam progran wirausaha secara alamiah. Dengan metode PALS ini mahasiswa dapat berinteraksi dan partisipatif dalam pembelajaran secara baik. Direncanakan setiap tenan secara personal maupun kelompok berwirausaha dapat menjadi wirausaha yang mandiri.
Kunjungan Bapak DR.H.R Agung Laksono dan Pak Rektor IBIK 1957 (Dr. Aswan Yunaz, M.M M.Si), ke boot wirausaha kroto
Kunjungan Bapak DR.H.R Agung Laksono dan Pak Rektor IBIK 1957 (Dr. Aswan Yunaz, M.M,M.Si) ke boot wirausaha makanan ringan
Kunjungan para Dosen Ibi Kosgoro 1957 ke boot wirausaha make up artis
Kunjungan Pak DR.H.R Agung Laksono dan Pak Rektor IBIK 1957 (Dr. Aswan Yunaz, M.M M.Si), ke boot wirausaha merchandise (sablon baju, sablon muke, sablon jaket, dan lainnya)
*) Romli ,Dosen tetap prodi Manajemen Fakultas Ekonomi , IBI-Kosgoro 1957