WartaDepok.com – Harta dua perawat Rumah Sakit wilayah Kecamatan Cimanggis, Kota Depok korban penyekapan dan perampokan di ludes diambil perampok bermodus angkutan umum.
SI korban perampokan mengatakan selama 4 jam di dalam angkutan kota 41 jurusan KP. Rambutan-Citereup para perampok meminta perhiasan uang, ATM dan nomor pin.
“HP, perhiasan gelang dan anting diambil sama uang. Sama temennya juga uang Rp 500 ribu kas dan perampok itu minta ATM dan nomor pin, ya masih ada uangnya sekitar Rp 2, 8 juta,” kata SI, Rabu (24/6).
Para perampok ketika meminta uang, perhiasan, dan ATM kata dia, selalu mengancam.
Bahkan ia dan temanya mendapat perlakuan kekerasan seperti disikut dan ditendang.
“Saya gak lihat wajah para pelaku. Soalnya pakai masker dan kondisi gelap. Kan saya sama pelaku ditutup mata pakai kain di dalam angkot,” kata SI.
Tidak hanya mendapat perlakukan kekerasan. Ia juga mendapat ancaman dari para pelaku ketika disekap dalam angkotan kota.
“Saya diancam pas mereka minta uang, perhiasan , dan ATM. Mereka acam saya bilang.
Kalian sayang uang atau nyawa?. Dia bilang begitu. Ya sudah, kami bilang ambil saja semuanya. Yang penting kami selamat,” kata SI.
Di dalam angkutan kota itu, ia mengaku lemas dan tidak sadar, karena mata ditutup kain dan tangan dipiting oleh pelaku.
Bahkan , kaki pelaku berada di atas badanya yang sewaktu waktu bergerak SI ditendang.
“Saya waktu di tengah jalan sudah seperti tidak sadarkan diri. Lemas banget tertutup begitu.
Sempat saya tanya ke pelaku. Saya bilang, pak, kita di mana?. Dia jawab, di Ciawi. Tapi pas sesekali saya lihat jendela, saya hafal ini di wilayah Cibinong,” tutur dia.
Ketika ia dan temanya menyerahkan gelang, anting, dan ATM berserta nomor pinnya. Para pelaku sempat berhenti untuk mengambil uang di mesin ATM.
“Saya kan gak bawa ATM. Yang ada kartu Flazz, yang diambil ATM-nya teman saya sama nomor pinya.
Itu mereka maksa, temen saya ngasih nomor pinya palsu pertama. Terus dicoba dan gak berhasil pelaku ngambil duit di ATM pakai kartu temen saya,” tutur dia.
Lalu para pelaku pun kesal, tidak bisa mengambil uang di mesin ATM karena pin yang diberikan salah. Selanjutnya, SI dan RP pun diancam kembali oleh pelaku.
“Kami dibawa keliling dan disuruh ngaku nomor pin berapa. Karena sudah dua kali salah nomor pinnya.
Pelaku bilang, kalau sampai tiga kali gak bisa, kalian nanti yang akan kita telan,” kata SI menirukan ancaman perampok.
Merasa takut, RP kata SI menyerahkan nomor pin ATM di mana ada uangnya sebesar Rp 2,8 juta dari saldo rekening RP.
Setelah itu kata dia, perampok menayakan kartu ATM lagi ke dirinya.
“Saya kasih kartu Flazz. Dan minta nomor pinya. Saya gak kasih karena itu kartu flazz, perampok itu gak percaya. Saya diacam diperkosa dan dibunuh,” ucap dia.
Saat itu pun ia dilecehkan. SI dan RP pun memberontak dan diacam kembali dengan gunting.
“Diam enggak, kata rampoknya. Gunting udah diperut saya. Tapi temen saya teriak, terus perampok itu langsung memukul.
Akhirnya saya dan temen saya diam, karena takut,” tutur dia.
Setelah lama, ia dan temanya pun diturunkan di wilayah Citereup. Lalu ia pun diminta diam dan jangan berteriak.
“Kami diturunin di tempat gelap dan sepi. Diancam lagi kalau teriak, kalian akan tanggung akibatnya. Akan kita kejar lagi. Kita enggak akan segan-segan membunuh,” ujar SI.
Setelah diturunkan dengan nyawa selamat. SI langsung ke Polsek Cimanggis untuk melaporkan kejadian itu.
Ia berharap para pelaku perampokan dan penyekapan ditangkap dan dihukum.
“Saya harap ditangkap biar tidak ada korban-korban lainnya.
Saya merasa beruntung, tidak sampai diapa-apakan, masih bisa selamat tanpa kurang apa pun juga hanya karena barang-barang doang yang diambil,” pungkasnya. (wan/WD)