WartaDepok.com – Pelaku tawuran yang menewaskan Bajuri sudah ditangkap Polisi. Mereka adalah Riski dan Alif. Keduanya diamankan di dua tempat berbeda setelah terlibat tawuran selepas sahur di Jalan Raya Pelni, Sukmajaya Depok beberapa hari lalu.
Mereka janjian tawuran melalui sosmed dengan tujuan saling unjuk kekuatan. Riski dan Alif diketahui sudah sering terlibat tawuran di sejumlah wilayah. Misalnya di Jalan Juanda, Sukmajaya dan Pancoran Mas.
Namun kedua pelaku tak pernah kapok dan masih mengulangi perbuatannya. Sebelum tawuran, mereka kerap kumpul di sebuah warung di Gang Masjid. Disana biasanya ada sekitar 10 orang. Lalu mereka akan bergerak jika ada lawan yang menantang.
“Motifnya kenakalan remaja, gengsi jago-jagoan,” kata Kapolrestro Depok Kombes Pol Azis Andriansyah, Sabtu (9/5). Tawuran dipicu dari seorang provokator bernama Aldo yang kini masih buron.
Dalam isi percakapan pelaku dan Aldo terungkap bahwa Aldo mengajak Riski dan Alif untuk tawuran tanpa membawa identitas wilayah.
“Ada isi pesan yang memancing pelaku akhirnya mau terlibat tawuran. Jumlah yang terlibat masing masing dari edua pihak itu 6 sampai 8 orang,” ungkap Kapolres.
Para pelaku pun secara sadar dan mau ikut dalam tawuran tersebut. Bahkan mereka kerap tawuran ke wilayah lain. “Mereka pun tahu ketika diajak untuk tawuran. Beberapa dari mereka ini sering tawuran juga. Jadi data mereka itu ada dan tercatat di beberapa polsek terkait kasus tawuran,” bebernya.
Riski dan Alif tergabung dalam sebuah geng bernama Bujang Lapuk. Beberapa diantara anggota geng masih berusia sekolah. “Mereka punya geng namanya Bujang Lapuk. Kumpulnya di warung di Gang Masjid,” kata Kapolsek Sukmajaya Kompol Ibrahim Sadjaj.
Saat ini kedua pelaku masih mendekam di sel bersama barang bukti berupa celurit. Mereka dikenakan pasal 170 KUHP tentang Penganiayaan.
Riski salah satu pelaku mengaku tidak tahu apa yang membuat dia mau ikut tawuran. “Ya ngikut aja sama yang lain. Nggak tahu kenapa,” katanya.
Dia mengakui pernah beberapa kali terlibat tawuran. Ketika tawuran pun kerap membawa senjata tajam. “Iya pernah juga di Juanda,” pungkasnya. (Wan/WD)