WartaDepok.com – Satu peserta tes CPNS dari Kota Depok, Jawa Barat tertangkap basah oleh petugas keamanan membawa jimat saat hendak masuk ke ruang tes, pada Jumat (14/2/2020).
Jimat yang dibawa peserta CPNS itu berupa ikat pinggang yang dibalut kain merah ditemukan petugas di kantong celana peserta tersebut.
“Ditemukan pada sesi pertama hari ini, satu peserta bawa isim (jimat) ditemukan di kantong celana pas saat masuk ke ruang tes. Waktu diperiksa pesertanya gelagapan karena takut gak bisa masuk, ” kata petugas keamanan Jamil kepada Suara. com.
Jimat berwarna merah itu berdasarkan keterangan peserta tersebut didapat dari kakeknya untuk pegangan saat mengikuti tes CPNS.
Meski begitu, kata dia, jimat warna merah itu telah dikembalikan ke peserta CPNS usai mengikuti tes.
“Jimatnya sudah saya kasih lagi. Jimat itu saya amankan dan gak berani buka, karena ngeri juga. Peserta tetap ikuti tesnya dan sudah pulang, ” tutur dia.
Lebih lanjut, Jamil tidak menayakan nama dan alamat peserta yang membawa jimat. Sebab, dirinya hanya memeriksa peserta.
“Gak naya saya, cuma saya amankan dan kembalikan lagi ke pemilik. Itu juga saya gak berani keluarkan jimat, takut, ” pungkasnya.
Sementara itu, sebanyak 5.196 orang Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Pemerintah Kota Depok mulai mengikuti tes di Hotel Bumi Wiyata selama empat hari dari Rabu (12/2/2020) sampai Sabtu (15/2/2020).
Dari jumlah 5.196 orang ini yang menjadi CPNS hanya 356 orang berdasarkan formasi penerima CPNS 2019.
“Ini tahap ujian seleksi CPNS 2019 yang dilanjutkan di 2020 . Untuk formasi CPNS 2019,” kata Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Depok, Supian Suri, kepada Suara. com di lokasi seleksi ujian CPNS.
Dari jumlah peserta ujian seleksi CPNS ini, BKPSDM Depok membuat empat sesi tes dalam satu hari dengan jumlah persesi sebanyak 300 orang. Namun, kata dia, hanya Kamis (13/2/2020) yang lima sesi.
“Untuk sesi akhir hanya 87 orang di hari Sabtu (15/2/2020), ” ucap Supian Suri.
Supian Suri menambahkan, untuk formasi CPNS 2019 sebanyak 356 ini paling banyak dibutuhkan tenaga pendidikan sebanyak 230 orang, kesehatan sebanyak 47 orang, dan bidang 79 tenaga teknis.
“Seleksi pertama tidak ditemukan yang aneh aneh dari peserta. Pensil dan kertas kita sediakan. Nah untuk yang terlambat tidak ada toleransi (diskualifikasi) karena akan menganggu ujian tes, “pungkasnya. (Wan/WD)