WartaDepok.com – Pembunuhan disertai perkosaan gadis Baduy berusia 13 tahun jadi yang pertama kali terjadi di tengah warga yang dikenal dengan sebutan Orang Kanekes itu. Selama ini, Baduy juga dikenal sebagai masyarakat adat yang ramah termasuk ke orang asing yang datang.
Warga Kadugetug, Sardi, mengatakan pembunuhan yang disertai pemerkosaan itu merupakan tindakan keji. Warga Baduy Luar mendengar peristiwa ini dan sangat mengecam pelaku.
Tapi, peristiwa ini lanjutnya tidak mengubah sikap Baduy ke orang asing yang bertujuan wisata ke Kanekes. Bagi warga Baduy, ada larangan meneteskan darah di tanah adat.
“Di Baduy, jangankan membunuh, meneteskan darah aja nggak boleh. Apalagi membunuh, itu total nggak boleh,” kata Sardi di Serang, Banten, Jumat (6/9).
Ada aturan adat yang mengatur soal pergaulan antar warga Baduy dan dengan orang luar. Aturan adat itu selalu disampaikan kepada masyrakat oleh tetua setiap minggunya.
“Kalau ke wisatawan nggak berpengaruh. Soalnya pembunuhan di luar, bukan di Baduy. Kalau di Baduy aman,” papar warga kawasan Baduy Luar ini.
Baca juga: Gadis Baduy Dibunuh-Diperkosa, Kapolda: Fenomena Pembunuhan Makin Ngeri
Kemarahan adanya pembunuhan dan perkosaan ke warga Baduy juga dirasakan oleh Mursyid. Tapi, sebagai warga adat, ia tetap taat pada perintah aturan yang berlaku.
“Marah sudah pasti, tapi Baduy nggak boleh mukul orang. Ngeluarin darah orang juga nggak boleh. Tinggal sabar, kan sekarang sudah ada pemerintah, ada yang berwajib,” pungkasnya.