WartaDepok.com – Ganjar Pranowo dan Mahfud MD telah mengumumkan visi dan misi mereka setelah resmi mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada tanggal 19 Oktober 2023.
Dalam konteks energi dan kelautan, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD mendorong penggunaan sumber energi terbarukan (EBT) dan pemanfaatan penuh potensi maritim Indonesia.
Pasangan calon yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Perindo, dan Partai Hanura ini telah mengadopsi visi dan misi yang bertajuk “Menuju Indonesia Unggul: Percepatan Arah Negara Maritim yang Adil dan Berkelanjutan”.
“Kami bertekad potensi alam Indonesia harus kita manfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat, tapi dengan memastikan kelestarian alam untuk generasi selanjutnya,” ucap Ganjar.
Ganjar menjelaskan bahwa salah satu prasyarat penting dalam mencapai tujuan adalah meningkatkan perekonomian. Ini dapat dicapai melalui upaya pembangunan, promosi ekonomi berkelanjutan, pemberdayaan sektor kelautan, dan perkembangan ekonomi digital.
“Kami mohon doa restu, kami mohon dukungan seluruh rakyat Indonesia untuk melangkah maju, kami yakin dengan semangat bersama kita akan mencapai masa depan yang jauh lebih baik untuk seluruh bangsa Indonesia, insyaallah kami siap,” ucap Ganjar.
Ganjar berbagi pengalaman tentang perubahan dalam sektor energi selama masa jabatannya sebagai Gubernur Jawa Tengah. Dia mendorong badan pemerintah untuk secara bertahap mengadopsi penggunaan panel surya.
Selain itu, Ganjar juga mengidentifikasi potensi sumber daya energi alternatif dalam bentuk energi lokal, seperti gas rawa. Gas rawa yang terakumulasi dikelola dan didistribusikan ke berbagai desa di Sragen, Banjarnegara, dan Karanganyar.
Pihak Ganjar juga turut serta dalam pengelolaan sumber daya air sebagai salah satu sumber energi alternatif yang dapat menghasilkan uang karena air tersebut dihasilkan dari Gunung di wilayah Jawa Tengah dan dapat dimanfaatkan dengan baik sebagai energi terbarukan.
“Kami mendorong desa-desa mandiri energi. Caranya tak terlalu sulit, ada waste energi yang kita fasilitasi, kita damping, latih mereka agar menggali potensi lokal, Pernah dengar gas rawa? Gas rawa, tumpukan sampah yang mungkin jutaan tahun.”
“Maka orang desa ngebor tiba-tiba keluar air tapi bisa nyala, kemudian masyarakat bilang sakti benar, air bisa nyala, itu ada timbunan gas. Air yang kita miliki banyak sekali dari gunung mengalir begitu saja. Insinyur bisa “jebak” air, bisa terjun dengan rekayasa kecil sehingga bisa terjun jadi energi” ucap Ganjar.
Ganjar mengisahkan bahwa beberapa pondok pesantren telah berhasil mengubahnya menjadi sumber pembangkit listrik tenaga air, yang selain menghasilkan pendapatan juga menciptakan energi yang ramah lingkungan, memungkinkan ekonomi berkelanjutan.
Dia menyatakan bahwa peralihan ke sumber energi yang lebih baik harus didorong oleh teknologi yang sesuai sehingga bisa diaplikasikan dengan baik.
“Banyak pengalaman, kami dorong kompetisi itu stimulan agar bisa berinovasi. Desa mau dan mempraktikkan baik. Yang jadi cerita Kabupaten Banyumas mencoba nol kan sebuah proses pengolahan sampah yang selesai di lingkungannya. Mereka buat aplikasi, cara mengolah, masing-masing terpisah. Ada di re-use, recyle, ada dimanfaatkan di tempat lain.“ Ucap Ganjar.